Pelaku Bom Tulis Status Soal Kesulitan Dunia Hingga Anak Menangis Sebelum Ledakkan Gereja Surabaya
Nasional

Aksi keji dilakukan teroris di tiga gereja Surabaya. Kedua anak pelaku pengebom tiga gereja di Surabaya sebelumnya sempat terlihat menangis usai melakukan ibadah.

WowKeren - Dita Oepriarto beserta istrinya, Puji Kuswati dan keempat anaknya menjadi pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018, pagi. Tim Densus 8 telah menggeledah rumah mereka di kawasan elite Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya dan menemukan sejumlah bahan peledak.

Rumah Dita terlihat bagus dan megah dengan bagian gerbang depan bercat warna merah bata. Garis polisi pun telah terpasang di rumah tersebut. Terlihat ada kursi yang diletakkan di bagian luar dekat pintu masuk.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani yang ikut mengecek kondisi kediaman keluarga pengebom pun tidak menyangka jika terduga teroris bisa berasal dari keluarga yang mampu. Pasalnya, kasus-kasus terorisme sebelumnya terduga pelaku berasal dari kalangan menengah ke bawah.

"Terus terang, saya juga enggak mengira kehidupan yang mapan juga punya keinginan untuk melukai orang lain," ucap Risma, di Kompleks Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). "Tapi terus terang, yang surprise, ini tinggalnya di perumahan yang perekonomiannya bagus. Yang saya sedih itu. Biasanya kan kos-kosan."

Dari akun media sosial Puji, rupanya ia sempat membuat status tentang kesulitan dunia. Dipantau WowKeren di laman Facebook milik Puji, Puji kerap memajang foto kebersamaan dengan keempat anaknya. Sejumlah foto keindahan alam pun sempat dipamerkannya.

Dalam postingan terakhir Puji pada 7 Oktober 2014 lalu, ia hanya mengunggah foto dua ekor kucing yang berada di dalam kandang. "Kucing emak dan kucing anak berbagi pindang tanpa bertengkar.... Pinter ya... He.. he... Siapa yg suka bertengkar berebut makanan???" tulis Puji.


Menariknya, dalam salah satu postingan, Puji sempat menuliskan tentang kesulitan di dunia. Sedangkan dalam postingan lainnya, ia tampak menulis moto sang anak.

"Kesulitan di dunia tidak ada apa apanya dibandingkan kesulitan di negeri akherat. Yang memudahkan kita adalah kedekatan kita dengan ALLAH," tulis Puji pada 2 Maret 2013. "Selalu mengigat ALLAH dan hari esok harus lebih baik. itulah moto bujang kecilku. Smg ALLAH menguatkanmu nak..." tulis Puji sebelumnya pada 28 Februari 2013.

Status FB Pelaku Teror di Surabaya

Facebook

Di sisi lain, Khorihan, ketua RT setempat mengungkapkan kenangan terakhir sang pelaku dan anak-anaknya. "Mereka masih salat subuh berjemaah sebelum hari pemboman.. Oh iya, Magrib sebelumnya anak kedua habis salat sempat nangis-nangis terus dirangkul, dicium, di'puk-puk'," ujar Khorihan dilansir Kumparan pada Senin (14/5). "Kebiasaan Dita sekeluarga datang salat setelah ikamah, setelah salat pulang.. Kebiasaan selalu rangkul anak dan cium kening anak habis salat jemaah."

Diketahui, bom meledak di 3 gereja, yaitu Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan GPPS Arjuna. Dita diketahui menurunkan istri dan dua anak perempuannya, Fadila dan Famela, di GKI Diponegoro.

Dita kemudian menuju ke GPPS Arjuna untuk meledakkan bom yang diletakkan dalam mobil Avanza miliknya. Sementara dua putranya, Yusuf dan Firman, 'bertugas' meledakkan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela. Keduanya mengendarai sepeda motor yang telah ditempel bom. Sebanyak 13 orang meninggal dunia dan 43 orang mengalami luka-luka akibat peristiwa ini.

(wk/diah)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel