Faktor Mengejutkan Ini Bisa Tingkatkan Risiko Terkena Penyakit Alzheimer
SerbaSerbi

Tak hanya menyerang manusia lanjut usia, Alzheimer yang dapat merusak ingatan dan fungsi mental penting lainnya juga bisa diderita oleh remaja hingga dewasa.

WowKeren - Penyakit yang menyerang tubuh manusia dapat muncul dari berbagai macam faktor. Di luar susunan genetik, penyakit seperti Alzheimer atau berbagai penyakit yang berkaitan dengan otak lainnya terkait dengan beberapa hal. Tidak seperti penyakit jantung yang bisa timbul karena dipengaruhi oleh perilaku diet, olahraga, atau merokok, belum diketahui secara pasti faktor apa yang terkait yang membuat otak lebih rentan terhadap demensia.

Meskipun demikian, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, para peneliti menemukan lebih banyak bukti mengenai faktor mengejutkan yang diduga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer. Penelitian yang dipimpin oleh direktur medis Rush Memory Clinic di Pusat Penyakit Alzheimer Rush, Dr. Zoe Arvanitakis, tersebut menyebutkan bahwa tekanan darah juga ikut berpengaruh terhadap risiko terkena penyakit Alzheimer.

Kenapa tekanan darah yang dapat meningkatkan faktor risiko terkena penyakit Alzheimer disebut mengejutkan? Hal itu lantaran selama ini, faktor tekanan darah banyak berpengaruh pada jantung dan penyakit stroke. Sementara belum ditemukan penelitian yang menyebutkan keterkaitan faktor tekanan darah dengan penyakit mental seperti Alzheimer.

Dalam studi sebelumnya, peneliti melibatkan tekanan darah tinggi sebagai faktor risiko yang mungkin untuk demensia, termasuk demensia Alzheimer. Dalam penelitian tersebut, Arvanitakis dan rekan-rekannya mengukur tekanan darah dari hampir 1300 orang tua yang berusia antara 59 hingga 102 tahun hingga mereka meninggal, rata-rata delapan tahun setelah mendaftar sebagai peserta penelitian.


Kemudian, para peneliti melakukan autopsi pada otak untuk mendokumentasikan keberadaan lesi otak, termasuk tanda-tanda penyakit Alzheimer. Hal itu ditandai dengan adanya plak protein yang dikenal sebagai amiloid.

Dengan tekanan darah ideal 120/80 mmHg atau di bawahnya, rata-rata tekanan para orang tua tersebut adalah sebesar 134/71 mmHg yang tergolong pra-hipertensi. Orang-orang tesebut juga cenderung memiliki lesi otak yang dikenal sebagai infark. Infrak sendiri merupakan area jaringan otak mati yang kehilangan suplai darah. Infrak inilah yang dapat menyebabkan storke, tapi tidak banyak terdeteksi.

"Kita pikir itu merupakan potensi biologis yang masuk akal bahwa tekanan darah yang berubah di kemudian hari bisa menyebabkan infark di otak," jelas Arvanitakis dilansir Time pada Selasa (17/7). "Selama ini kita tahu bahwa tekanan darah selalu diasosiasikan dengan penyakit stroke.".

Arvanitakis juga menyatakan bahwa sebuah penelitian tidak menunjukkan bahwa tekanan darah benar-benar menjadi penyebab lesi otak. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengeksplorasi koneksi antara keduanya. Hanya saja, penelitian ini dapat memberikan lebih banyak bukti bahwa tekanan darah mungkin saja menjadi salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi pada proses penuaan otak. Termasuk juga pembentukan lesi dan ciri-ciri dari penyakit seperti Alzheimer.

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait