Dian Sastro merupakan pemeran Aruna yang menjadi tokoh sentral dalam 'Aruna & Lidahnya'.
- Neressa Prahastiwi
- Rabu, 10 Oktober 2018 - 14:42 WIB
WowKeren - Film "Aruna & Lidahnya" telah tayang sejak 27 September yang lalu. Setelah diputar selama 14 hari, "Aruna & Lidahnya" hanya memperoleh sekitar 130 ribuan penonton.
Jumlah ini tentu berbeda jauh apabila dibandingkan dengan seri pertama trilogi "Arwah Tumbal Nyai" yang telah mencapai angka 250 ribu orang. Padahal, kedua film tersebut mulai diputar di hari yang sama.
Meski dikatakan sepi penonton, "Aruna & Lidahnya" masih banyak dicari oleh sejumlah netter. Sayangnya, banyak bioskop yang telah menurunkan "Aruna & Lidahnya" dari daftar film tayang.
Seperti yang terlihat di tiga kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya, melalui pantauan website salah satu brand bioskop terbesar pada hari ini, Rabu (10/10). Kota Bandung hanya menyisakan satu tempat yang memutarkan "Aruna & Lidahnya", sedangkan Surabaya tersisa dua lokasi.
Di Jakarta sendiri, masih banyak tempat yang bioskopnya memutar "Aruna & Lidahnya". Namun, beberapa bioskop terlihat hanya menawarkan dua jam tayang, yakni sore dan malam hari.
Sungguh gua gak ngerti, sekali lagi ada film Indonesia yang BAGUS tapi penontonnya sedikit.
— paradigma (@paradigmafilm) October 2, 2018
APA KALIAN GAK TAU FILM ARUNA DAN LIDAHNYA SUDAH TAYANG?
TONTON SEKARANG! pic.twitter.com/UKdCxMJAoS
Seorang netter asal Pekanbaru lantas menanyakan "keberadaan" "Aruna & Lidahnya" pada Dian Sastro. Menanggapi hal tersebut, Dian membeberkan faktor-faktor yang akan memperngaruhi cepat atau lambatnya sebuah film turun layar.
Menurut Dian, jumlah film Indonesia belum sebanding dengan total tersedianya layar yang akan menayangkannya. Untuk itu, Dian memberikan kiat agar menonton film Indonesia di hari-hari awal tayang agar dapat mencegahnya turun layar lebih cepat.
"@wirandyrohimfa*** jadi di indonesia itu jumlah layar tidak sebanding dengan banyaknya film indonesia yang di release setiap tahunnya," tulis Dian. "Sehingga, kami film-film Indonesia itu harus rebutan, antri untuk tayang, dan harus bersaing dengan film-film import."
"Karena itu, kalo kita mau nonton film Indonesia, udah paling bener kita nontonnya di hari hari pertama, atau at least di weekend pertama!" sambung Dian. "Karena jumlah penonton di hari hari pertama itu sangat menentukan berapa lama film tersebut akan ditayangkan. Demikian saudara-saudara semoga kelak film Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri."
Fakta sepinya penonton "Aruna & Lidahnya" berbanding terbalik dengan pujian-pujian yang diberikan oleh netter. Di lain sisi, tren horor yang masih menjadi favorit masyarakat Indonesia juga turut andil. Terlebih ada tiga film horor Indonesia yang juga tayang bersamaan dengan "Aruna & Lidahnya", yakni "Arwah", "Sakral", dan "The Origin of Santet".
"Aruna dan Lidahnya bagus lho, tp kok sepi penonton ya," komentar akun @yusw***. "2 wishlist film yang ingin saya nonton, cuman Aruna dan Lidahnya yang mendapat rating2 bagus tapi kenapa sepi penonton? Hmm aneh nih," tulis akun @dirgaramadha***.
"Aruna dan lidahnya film bagus bgt tp knp sepi ya?" sahut akun @ibrhm_ma***. "Padahal Aruna dan Lidahnya bagus lo. Tapi aku nonton hari pertama sepi, banyakan kursi kosongnya," balas akun @ayun***.
(wk/nere)