Indy Barends memiliki alasan sendiri saat ia menuturkan tak ingin anak-anaknya menjadi artis.
- Intan Novela Setya Monikasari
- Selasa, 20 November 2018 - 13:40 WIB
WowKeren - Nama Indy Barends mulai populer sejak ia menjadi presenter program "Ceriwis" di tahun 2003 silam. Selain sebagai presenter, wanita kelahiran Bogor, Jawa Barat ini juga sempat menjadi penyiar radio.
Indy merupakan seorang ibu dua anak dari pernikahannya dengan Benyamin sang suami. Kedua buah hati Indy tersebut bernama Raphael dan Manuel.
Memiliki seorang ibu yang bekerja di industri hiburan, lantas apakah anak-anak Indy akan mengikuti jejaknya pula? Terlebih si sulung kini telah berusia 16 tahun. Sayangnya saat ditanyai hal ini, Indy memilih menggeleng.
Indy hanya sekedar mengajak Raphael untuk menemaninya manggung. Ia lebih mengarahkan putra sulungnya untuk memiliki pendidikan yang tinggi hingga suatu saat mampu dijadikan pegangan di masa depan.
"Kayaknya Raphael cukup menjadi asisten yang menemani saya selama manggung," kata Indy, dilansir TabloidBintang pada Selasa (20/11). "Dia anak laki-laki, ada baiknya memiliki pendidikan yang tinggi untuk dijadikan pegangan di masa mendatang. Ilmu yang didapat untuk menghidupi pasangannya kelak, untuk jangka panjang."
Namun bukan berarti wanita berusia 46 tahun ini melarang anak-anaknya menjadi artis. Hanya saja, Indy tak ingin anak-anaknya menjadikan profesi artis sebagai mata pencarian utama.
"Menjadi artis itu bonus, bukan yang utama," lanjut sahabat Indra Bekti ini. "Karier seorang artis itu ada masanya."
Apalagi menurut Indy, profesi artis di Indonesia memiliki batasan pada usia, berbeda dengan luar negeri. Ia pun mencontohkan dua negara yakni Jepang dan Amerika, yang memiliki apresiasi tinggi untuk seorang seniman berumur. Maka dari itu, Indy berpesan pada anak-anaknya, profesi artis tidak seharusnya dijadikan kebanggaan berlebihan.
"Di Indonesia, regenerasi pekerja seni sangat terbaca dengan jangkauan usia yang sempit. Berbeda dengan di Jepang atau AS, misalnya,"pungkas Indy. "Di kedua negara itu saya perhatikan, makin berumur, seorang seniman makin dipakai jasanya serta makin di apresiasi. Di Indonesia, profesi artis jangan serta merta dijadikan sebuah kebanggaan."
(wk/inta)