Sebabkan Anak Berpikir Politik Itu Kotor, Kak Seto Sayangkan Aksi Kekerasan 22 Mei
Nasional

Tindak kekerasan yang terjadi pada aksi 22 Mei bisa menyisakan trauma pada diri anak sehingga membuat mereka berpikir bahwa politik adalah hal negatif yang harus dihindari.

WowKeren - Psikolog anak Seto Mulyadi ikut buka suara mengenai kerusuhan yang terjadi pada Rabu (22/5). Seto menilai bahwa kekerasan yang terjadi selama kericuhan bisa memberikan dampak pada psikologi anak. Tak menutup kemungkinan hal ini juga akan menyisakan trauma pada diri anak.

Hal tersebut diketahui setelah pihaknya bertanya kepada beberapa orang tua dan anak. Sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa politik adalah hal yang mengerikan sehingga melihat politik sebagai hal yang negatif.

"Kami menanyakan beberapa kalangan orang tua, kemudian juga beberapa anak-anak di sekitar kompleks," kata Seto dilansir dari Kompas, Jumat (24/5). "Pertama memang menyatakan 'takut, ngeri'. Lalu kedua, juga memberikan suatu gambaran atau citra negatif terhadap politik, atau partai politik."

Bahkan, adegan kekerasan yang terjadi di aksi 22 Mei membuat anak berpikir bahwa politik adalah hal yang kotor. Oleh sebab itu, Seto amat menyayangkan hal ini.


"Sampai ada beberapa anak yang saya tanya, 'ah politik kotor, politik jelek, jahat'," lanjut Seto. "Ini kan sangat disayangkan kalau itu kemudian memberikan citra negatif terhadap para politisi itu sendiri."

Dari situ bahkan ada anak yang tidak ingin jika keluarganya menjadi bagian dari politik, mereka tidak ingin jika ayah mereka menjadi politisi. Sebab, sudah tertanam di benak mereka bahwa politik adalah hal yang sarat akan kekerasan dan permusuhan. Maka dari itu, Seto kerap mengingatkan agar anak-anak tidak diikutsertakan dalam agenda politik seperti kampanye.

Ia mengimbau agar orang tua lebih mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media. Dikatakannya, anak-anak sebaiknya lebih banyak menghabiskan waktu untuk membangun interaksi sosial dengan lingkungannya.

"Memang sebaiknya ada semacam ‘diet’ menonton TV dulu, 'diet' media sosial, sehingga dialihkan kepada dunia mereka yang indah, dunia bermain," jelas Seto. "Jadi bermain itu kan macam-macam, bisa permainan tradisional, bisa bermain bersama keluarga."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru