Saat didiagnosa menderita lupus, pelantun 'The Heart Wants What It Wants' ini mengaku bahwa ia tak hanya berjuang melawan masalah kesehatannya, namun juga gangguan mental.
- Luthfiatun Nisa
- Selasa, 12 November 2019 - 18:09 WIB
WowKeren - Publik tentunya mengetahui bahwa si cantik Selena Gomez sempat berjuang melawan penyakit lupus yang ia derita. Lupus diketahui adalah penyakit peradangan (inflamasi) kronis yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri.
Akibat penyakit ini, satu ginjal Selena mengalami kerusakan hingga ia harus melakukan transplantasi. Pada tahun 2017, pelantun "The Heart Wants What It Wants" tersebut akhirnya menjalani operasi transplantasi setelah salah satu sahabatnya, Francia Raisa, dengan sukarela mendonorkan ginjalnya untuk Selena.
Belum lama ini, Selena Gomez mengungkapkan bagaimana dia melewati beberapa masa tersulit dalam hidupnya, termasuk ketika ia didiagnosa menderita lupus.
Saat diundang dalam wawancara dengan "Giving Back Generation", Selena mengaku bahwa ia tak hanya berjuang melawan masalah kesehatannya, namun juga gangguan mental yang dialaminya. Mantan kekasih Justin Bieber ini dengan terang-terangan menyebut kalau lupus memiliki dampak langsung pada berat badannya, dan itu membuat banyak orang mulai menyoroti bentuk tubuhnya.
Dilansir E!news pada Selasa (12/11), wanita berusia 27 tahun ini menyebut kalau meminum obat selama ia menderita lupus membuat berat badannya bertambah cukup signifikan. "Jujur, jadi bagiku, aku benar-benar memperhatikan ketika orang-orang mulai menyerangku untuk itu (kenaikan berat badan)," ungkapnya.
"Itu penting bagiku. Itu benar-benar membuatku sedikit kacau." Bahkan akibat pembullyan tersebut, Selena akhirnya memutuskan untuk meninggalkan media sosial beberapa bulan lalu.
Setelah menjalani perawatan mental beberapa waktu lalu, Selena mengatakan bahwa saat ini ia sudah mengalami kemajuan dan merasa jauh lebih bahagia. Bahkan musisi sekaligus aktris cantik ini mengaku jika kini ia berada dalam kondisi terbaiknya.
"Meskipun ini tidak berarti bahwa semuanya telah hilang, aku bisa mengatakan bahwa setelah satu tahun bekerja keras, bahwa aku lebih bahagia, aku lebih sehat, dan aku mengendalikan emosi dan pikiranku lebih daripada yang pernah kulakukan di masa lalu," tuturnya.
(wk/luth)
