Inggris Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia, Kemungkinan Besar Tak Cocok untuk Semua Usia
AP
Dunia

Kementerian Kesehatan Inggris dengan tegas memperingatkan bahwa vaksin virus corona yang mereka uji mungkin tidak cocok untuk semua kelompok usia. Ini sebabnya.

WowKeren - Kementerian Kesehatan Inggris bekerja sama dengan Universitas Oxford telah memulai percobaan vaksin virus corona (COVID-19) kepada manusia. Meski terbilang kabar menggembirakan, namun dokter Hilary Jones memperingatkan bahwa vaksin virus corona pertama ini mungkin tidak cocok untuk semua kelompok usia.

"Salah satu hal yang tidak kita ketahui adalah apakah vaksin akan cocok untuk semua kelompok umur," kata Jones, dilansir Telegraph.co.uk pada Kamis (23/4).

Pernyataan Hilary Jones tersebut dikaitkan dengan vaksin flu musiman yang juga didesain berbeda untuk lansia, pemuda dan balita. Namun, dia tetap optimistis para peneliti akan bisa menemukan vaksin yang tepat untuk melawan virus COVID-19.

"Seperti yang Anda ketahui, setiap tahun ada flu musiman dan kita memiliki vaksin flu yang berbeda berbagai usia. Karena sistem kekebalan tubuh mereka berbeda," kata Jones menjelaskan.

Saat ini setidaknya ada sekitar 80 kelompok peneliti di seluruh dunia yang sedang berjuang menemukan vaksin COVID-19. Menurut Hilary Jones, kerja keras peneliti haruslah diapresiasi oleh semua pihak. Meski pada kenyataannya, vaksin akan siap edar pada tahun 2021 atau paling cepat akhir tahun 2020.

Vaksin menjadi senjata paling ditunggu dalam perang melawan COVID-19. Mengingat, saat ini jumlah kasus virus corona di seluruh dunia makin meningkat, dengan persediaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis yang kian menipis.


Bahkan menurut survei British Medical Association (BMA), setidaknya 56 pekerja National Health Service (NHS) di Inggris meninggal karena tertular virus corona. Jumlah aktual petugas kesehatan yang kehilangan nyawanya kemungkinan akan lebih tinggi, karena tidak semua kematian berada dalam domain publik.

"Terlalu banyak dokter dan staf layanan kesehatan yang telah kehilangan nyawa mereka. Kami tidak bisa mengambil risiko kehilangan lagi," kata Ketua Dewan BMA, Dr Chaand Nagpaul.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau pada seluruh masyarakat dunia untuk tetap berhati-hati terhadap virus ini hingga vaksinnya ditemukan. Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahkan mengklaim bahwa virus ini masih akan bertahan lama dan tak bisa berakhir dalam waktu dekat. "Jangan salah. Kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama," ujarnya.

Hal tersebut lantaran sebagian besar negara di dunia masih berada dalam tahap awal pandemi, sementara beberapa negara lainnya mulai bangkit dari wabah ini. "Sebagian besar negara masih dalam tahap awal dan beberapa yang terdampak awal pandemi mulai melihat kebangkitan dalam kasus-kasus," tuturnya, dalam pernyataan resminya pada Rabu (22/4) waktu setempat.

Saat ini, terdapat lebih dari 2,6 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia. Korban meninggal akibat virus tersebut telah melampaui angka 182 ribu jiwa, dengan pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 701,509.

Pandemi corona sendiri telah memicu tidak hanya keadaan darurat kesehatan, tetapi juga kemunduran ekonomi global, dengan bisnis-bisnis yang berjuang mati-matian untuk tetap bertahan, jutaan orang kehilangan pekerjaan, dan banyak korban lainnya menghadapi kelaparan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru