Cerita Pemudik yang Nekat Lewat Jalan Tikus Dibanding Hidup 'Menderita' di Jakarta
Twitter
SerbaSerbi

Larangan mudik tak selamanya diindahkan warga Jakarta yang merasa kesulitan bertahan hidup di tengah pandemi Corona. Seperti cerita seorang pemudik yang menemui banyak rintangan saat nekat mudik berikut.

WowKeren - Pemerintah telah melarang mudik lebaran yang merupakan tradisi di Indonesia setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal ini masih berkaitan dengan pandemi Corona atau COVID-19 yang kini telah menjangkiti lebih dari 10 ribu orang. Larangan mudik ini diharapkan dapat mencegah penyebaran virus Corona yang dibawa dari zona merah ke kampung halaman.

Namun, tak sedikit masyarakat yang tetap nekat mudik meski kemungkinan untuk dihadang petugas sangat besar. Salah satunya Budi (bukan nama sebenarnya) yang nekat pulang ke kampungnya di Jawa Tengah. Untuk sampai ke tempat tujuan, Budi mengaku harus melewati "jalan tikus".

Budi awalnya tak diperbolehkan lewat saat melewati pos pemeriksaan di Cikarang karena alasan yang tak cukup kuat. Akhirnya Budi memilih keluar dari pintu tol Bekasi Timur dan berhasil lolos. Perjalanan Budi bersama istri dan dua anaknya tersebut berlangsung di malam hari.

"Pas lewat Babelan, sekitar jam 10 malam itu, ternyata ada penjagaan namun tidak seketat di Cikarang. Saya ditanya mau kemana?" cerita Budi dilansir dari BBC. "Saya lobi-lobi, bilang ke Cirebon mau jemput orang tua untuk kembali ke Jakarta karena tidak mungkin naik bus yang sudah tidak beroperasi lagi dan rawan kontaminasi."


"Lalu dicek suhu, disemprot disinfektan semuanya, dan dipersilakan jalan, dan diminta hati-hati karena perjalanan di depan akan sepi dan rawan," imbuh Budi. "Tidak ada saya kasih uang dan tidak ada (petugas) minta uang. Mungkin mereka kasihan lihat anak saya dua dan istri tidur."

Setelah lolos, Budi lantas melalui "jalan tikus" yang gelap hingga Semarang. "Sepi, hanya beberapa mobil dan mungkin penduduk asli. Saya tidak tahu di mana, ikuti jalan saya, gelap sekali jalannya, dan tengah malam pula. Saya tanya-tanya orang-orang yang nongkrong mau ke sini lewat mana, ya seperti negeri antah berantah," ungkap Budi.

Perjalanan Budi tak sia-sia karena ia dan keluarga berhasil sampai di kampung halaman meski beberapa kali melalui protokol pemeriksaan. Budi pun melakukan prosedur yang dianjurkan sesampainya di kampung halaman seperti pengecekan suhu dan disemprot disinfektan. Menurut Budi, ia nekat mudik dibanding harus hidup "menderita" di Jakarta.

"Buat apa kami bertahan di Jakarta? Tidak ada pekerjaan, pemasukan nol tapi pengeluaran besar. Pusing dan stres di Jakarta sekarang," tutup Budi. "Lebih baik pulang kampung: nyaman, tenteram, tenang, pengeluaran kecil, sayuran tinggal metik. Pemerintah kalau mau lockdown, rakyat kecil harus diperhatikan, kami jika bertahan di Jakarta akan menderita."

(wk/nere)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel