Hamil Delapan Bulan, Sophie Turner Nekat Ikut Demo Aksi Protes Kematian George Floyd
Getty Images
Selebriti

Sophie dan sang suami, Joe Jonas, diketahui menantikan anak pertama mereka pada musim panas tahun ini. Aktris cantik itu diperkirakan akan melahirkan pada bulan Juni atau awal Juli mendatang.

WowKeren - Sejumlah selebriti papan atas dunia terang-terangan menunjukkan partisipasi mereka dalam kampanye #BlackLivesMatter yang dipicu oleh kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam AS yang tewas akibat ulah polisi di Minneapolis. Tak terkecuali si cantik Sophie Turner, yang nekat turun ke jalan dan ikut kampanye meski tengah hamil besar.

Sophie mengikuti aksi unjuk rasa ini bersama ratusan oeang lainnya pada Sabtu (6/6) waktu setempat. Tak sendirian, bintang "Game of Thrones" tersebut juga ditemani sang suami, Joe Jonas, dalam aksi demonstrasi ini.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Sophie tampak memegang papan bertuliskan, "White Silence is Violence". Dalam unggahannya, aktris berusia 24 tahun tersebut mengabadikan momen kala ia ikut unjuk rasa, termasuk sebuah video saat para demonstran menyerukan, "No justice, no peace (tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian)".


Melengkapi postingannya tersebut, aktris yang melejitkan namanya usai memerankan karakter Sansa Stark ini memberikan caption "No justice, no peace #BlackLivesMatter".

Sophie dan Joe Jonas diketahui menantikan anak pertama mereka pada musim panas tahun ini. Usia kandungan Sophie dilaporkan telah menginjak delapan bulan, dan aktris cantik itu diperkirakan akan melahirkan pada bulan Juni atau awal Juli mendatang.

Di sisi lain, George Floyd sendiri adalah seorang warga kulit hitam yang pekan lalu ditangkap oleh polisi Minneapolis. Ia tewas setelah dijatuhkan ke tanah kemudian lehernya dijepit menggunakan lutut.

Rekaman video yang beredar menunjukkan leher Floyd ditekan oleh petugas kepolisian Derek Chauvin selama 8 menit 46 detik. Chauvin dan ketiga rekannya kemudian dipecat dan didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga oleh departemen kehakiman. Kendati demikian, kematian Floyd masih menimbulkan demonstrasi besar-besaran di AS.

Kematian Floyd juga kembali membuka luka lama akan rasialisme yang dirasakan oleh banyak warga Afrika-Amerika, khususnya terkait pembunuhan dan tindakan sewenang-wenang oleh polisi, seperti pembunuhan Michael Brown pada Agustus 2014 di Ferguson, Missouri, dan Eric Garner pada Juli 2014 di New York. Aksi protes untuk menuntut keadilan bagi Floyd menyebar di 140 kota di seluruh AS pada akhir pekan lalu, dan banyak berujung kerusuhan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait