Masker Jadi Barang Wajib Saat Pandemi Corona, Bahan Ini Yang Diklaim Paling Manjur Tangkal Virus
Health

Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat tidak merekomendasikan penggunaan scarf dan kain katun sebagai bahan dasar pembuatan masker untuk menangkal virus Corona, seperti penjelasan berikut.

WowKeren - Masker merupakan produk kesehatan yang wajib dipakai di tengah pandemi virus Corona. Apalagi belakangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengungkap potensi virus menular lewat udara sehingga pemakaian masker sangat berpengaruh dalam mengurangi transmisi.

Di Indonesia sendiri pemerintah menyarankan pemakaian masker kain untuk masyarakat awam. Namun sebenarnya seberapa efektif bahan yang digunakan di masker tersebut untuk menangkal virus Corona?

Awalnya kandidat Doktor Ilmu Kesehatan Lingkungan dari Universitas Arizona, Amerika Serikat, menyatakan bahwa penggunaan masker sangat berpotensi dalam mengurangi peluang penularan virus. Risiko infeksi disebut berkurang 24-94 persen atau 44-99 persen, tergantung pada jenis masker dan durasi paparan.

Lewat Journal of Hospital Infection, Wilson membenarkan bahwa masker medis tipe N99 dan N95 merupakan yang paling efektif dalam menangkal virus Corona. Oleh karenanya Wilson membenarkan bahwa masker seperti itu sebaiknya digunakan oleh tim medis yang berhadapan langsung dengan pasien-pasien positif.


Namun tak perlu khawatir. Ada bahan yang kerap digunakan dalam pembuatan masker yang tak kalah efektif untuk menangkal virus Corona, apalagi bila digunakan oleh masyarakat awam yang tak berisiko tinggi selayaknya tim medis.

Menurut hasil studi, masker dari bahan seperti sejenis penyaring teh, kain katun-campuran, dan sarung bantal antimikroba adalah yang terbaik berikutnya untuk perlindungan. Sedangkan yang tidak direkomendasikan adalah jenis seperti kain selendang serta kaus katun.

Lewat penelitiannya terungkap bahwa masker berbahan dasar kain selendang (scarf) mampu menurunkan risiko infeksi sampai 44 persen dalam 30 detik dan turun drastis sampai 24 persen setelah 20 menit. Sedangkan kaus katun efektivitasnya justru sangat sedikit dan hanya sedikit lebih baik ketimbang tidak pakai masker.

Namun ada faktor lain pula yang mempengaruhi potensi penularan. Seperti jumlah orang di sekitar, jarak antarmanusia, hingga kelembaban udara yang berpengaruh pada pergerakan aerosol pembawa virus serta kebersihan diri tiap individu.

"Jika udaranya lebih kering, maka aerosol menjadi lebih cepat lebih kecil. Jika kelembaban lebih tinggi, maka aerosol akan tetap lebih besar untuk periode waktu yang lebih lama," terang Wilson. "Itu mungkin terdengar bagus pada awalnya, tapi kemudian aerosol itu jatuh di permukaan dan objek itu menjadi rute paparan potensial lainnya."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait