Dianggap Aman, Rumah dan Keluarga Justru Berisiko Tinggi Dalam Penularan Corona
Health

Selama pandemi Corona setiap orang didorong untuk beraktivitas dari rumah. Namun kekinian terungkap rumah dan berkumpul dengan keluarga malah meningkatkan risiko tertular Corona sampai 5 kali lipat.

WowKeren - Selama ini banyak pihak meminta publik untuk memperbanyak aktivitas di dalam rumah demi meminimalisir potensi tertular virus Corona. Bahkan sampai sekarang beberapa aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan ibadah sebisa mungkin tetap dilakukan di rumah meski sudah ada beberapa pelonggaran pembatasan aktivitas.

Namun baru-baru ini peneliti dari Korea Selatan justru mengungkap bahwa berdiam di dalam rumah serta berkumpul dengan keluarga justru berisiko lebih tinggi dalam hal penularan COVID-19. Hal ini turut diamini oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Peneliti Korsel meneliti terhadap 5.706 pasien "indeks" alias mereka yang terinfeksi COVID-19 di awal-awal wabah merebak. Dan dalam rentang Januari sampai Maret 2020, angka itu berlipat ganda sampai 59.073 orang yang sebanyak 11,8 persennya ternyata tinggal serumah dengan 5.706 pasien di awal.

Mereka yang ada di kategori ini disebut sebagai pasien household contacts. Sedangkan hanya 1,9 persen yang tertular diluar kategori sebagai household contacts.


Lebih lanjut, dilaporkan Reuters, hanya 2 dari 100 orang yang masuk kategori non-household contacts. Sedangkan yang masuk kategori pasien household contacts mencapai sekitar 10 persen.

"Atau dengan kata lain transmisi atau penularan COVID-19 yang berasal dari seseorang di dalam rumahmu (saudara atau keluarga) sampai 5 kali lebih berisiko," jelas para peneliti, seperti dilansir pada Rabu (22/7). Lantas mengapa hal ini bisa terjadi?

Diungkap lebih lanjut, ternyata ini berkaitan dengan tingkah laku individu ketika di dalam rumah dan berkumpul bersama keluarga. Kebanyakan dari mereka merasa sudah "aman" dan mengabaikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak atau menggunakan alat pelindung diri (APD).

Studi ini pun sejalan dengan hasil yang pernah diungkap di BMJ Global Health pada Mei 2020. "Kebanyakan kasus penularan COVID-19 antarindividu terjadi di dalam keluarga," jelas mereka.

Pada kesempatan yang sama, para peneliti dari Korsel juga menemukan fakta bahwa remaja berusia belasan tahun sudah tak lagi "kebal" terhadap COVID-19. Risiko mereka tertular dan menularkan virus Corona sama besarnya dengan orang dewasa.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru