Jakarta PSBB Total Tapi Tembus 1.000 Kasus Corona Tiap Hari, IDI: Menurut Saya Bagus
Nasional

IDI malah 'menyambut baik' penambahan kasus positif COVID-19 di Ibu Kota yang sampai lebih dari seribu kasus setiap harinya. Begini penjelasan Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban.

WowKeren - DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total demi mengendalikan penularan wabah virus Corona. Namun nyatanya sudah lebih dari sepekan terlaksana, jumlah kasus yang dikonfirmasi tiap harinya malah semakin melonjak.

Bahkan beberapa waktu belakangan Ibu Kota selalu mengonfirmasi lebih dari seribu kasus positif COVID-19 setiap hari. Tetapi rupanya situasi ini malah ditanggapi dengan adem Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Ketua Satuan Tugas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban, bahkan menilai ini sebagai hal yang baik. Sebab dengan ruang gerak masyarakat yang terhambat akibat PSBB, maka pemerintah provinsi bekerja keras "menciduk" semua pasien positif COVID-19.

"Menurut saya bagus sih, karena tes di Jakarta banyak sedangkan provinsi lain tidak terlalu banyak," ujar Zubairi dilansir dari Republika, Rabu (23/9). "Karena tesnya banyak, sehingga yang ketemu (positif COVID-19) juga banyak."


Zubairi menegaskan bahwa pelaksanaan PSBB tak berarti jumlah kasus COVID-19 di Ibu Kota akan menurun. Justru di masa seperti ini meningkatkan jumlah tes COVID-19 adalah langkah yang tepat, bahkan sampai mampu memeriksa 5.451 spesimen tiap harinya atau sekitar 22 persen dari total pengetesan skala nasional.

Bila sudah ketahuan, maka yang bersangkutan akan segera mendapatkan perawatan di fasilitas-fasilitas kesehatan Pemprov DKI Jakarta. Misalnya saja pasien tanpa gejala atau bergejala ringan yang dirujuk untuk isolasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet atau ke gedung-gedung yang sudah ditunjuk.

"Karantina bertujuan supaya tidak terjadi lagi penularan baru," jelas Zubairi. Kebanyakan dari mereka kemudian sembuh usai menjalani karantina, sehingga positivity rate-nya pun ikut menurun selama sepekan belakangan.

"Jadi positivity rate DKI Jakarta menunjukkan penurunan," terang Zubairi. Yakni dari di atas 13 persen pada pekan sebelumnya menjadi 12,8 persen dalam sepekan terakhir.

Namun tingkat penambahan kasus COVID-19 di Jakarta ini juga diikuti dengan kekhawatiran soal kapasitas fasilitas kesehatan. Seperti misalnya RSD Wisma Atlet yang sampai harus membuka tower baru untuk mengisolasi pasien tanpa gejala dan bergejala ringan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru