Banyak Kasus COVID-19 Varian Omicron di RI Tak Bergejala, Inikah Faktornya?
Nasional

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan memaparkan bahwa 52 dari 68 kasus COVID-19 Varian Omicron di Indonesia tidak bergejala. Sedangkan 16 orang lainnya hanya bergejala ringan.

WowKeren - Indonesia kini telah mendeteksi total 68 kasus COVID-19 Varian Omicron di Tanah Air. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa dari 68 kasus Omicron tersebut, 52 orang di antaranya tidak bergejala. Lantas, apa faktor yang membuat banyak kasus Omicron tak bergejala?

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prasenohadi mengatakan bahwa banyaknya kasus Omicron tanpa gejala menunjukkan bahwasanya efektivitas Vaksin COVID-19 masih baik terhadap Omicron. Menurutnya, orang yang telah divaksinasi akan cenderung tahan dari Varian Omicron dibanding orang yang belum divaksinasi karena imunnya meningkat.

"Dari beberapa penelitian, maupun dari beberapa kejadian infeksi Omicron di luar negeri, memang sebagian besar datang dengan tanpa keluhan. Kenapa ini bisa terjadi? Ya kemungkinan besar karena efektivitas dari vaksin bekerja dengan baik dan kemudian bisa menyebabkan orang yang sudah divaksin itu bisa tahan dari virus ini," tutur Prasenohadi dalam diskusi yang disiarkan di kanal YouTube resmi BNPB, Kamis (30/12). "Dan kemudian imun orang itu juga dapat meningkat."

Lebih lanjut, Prasenohadi menekankan pentingnya vaksinasi dengan memberikan contoh di Amerika Serikat. Menurutnya, sebagian besar kasus Omicron di AS harus menjalani perawatan lantaran mereka belum divaksinasi COVID-19.


"Di satu berita di AS, seorang dokter unit gawat darurat (UGD) mengatakan sebagian besar kasus yang ke instalasi gawat darurat (IGD) adalah yang belum divaksinasi dan gejalanya sangat berat," ungkapnya.

Oleh sebab itu, para dokter menekankan pentingnya vaksinasi karena terbukti bisa mencegah atau menimbulkan efek lebih ringan akibat COVID-19. Meski demikian, Prasenohadi mengakui bahwa orang yang telah divaksinasi tetap dapat terpapar Varian Omicron lantaran antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi berkurang seiring berjalannya waktu.

"Makanya kan booster ini menjadi hal yang penting dalam menghadapi kasus Omicron. Jadi sepertinya dengan dua kali vaksinasi tidak cukup dalam menghadapi kasus Omicron. Pemberian booster menjadi hal yang sangat penting untuk mengatasi virus ini," terang Prasenohadi.

Selain vaksinasi, masyarakat juga diingatkan untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti menerapkan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, memaparkan bahwa 52 dari 68 kasus Omicron di Indonesia tidak bergejala. Sedangkan 16 orang lainnya hanya bergejala ringan. Sama seperti Prasenohadi, Nadia juga menilai bahwa data tersebut membuktikan vaksin sudah memberikan perlindungan dari keparahan gejala kepada pasien COVID-19.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru