Penggambaran 'A Time Called You' dianggap tidak realistis karena berbagai properti yang tidak sesuai dengan era 90-an mulai dari mengendarai sekuter, sekolah dan seragamnya.
- Farida Amalia Dwi Yanti
- Kamis, 14 September 2023 - 08:01 WIB
WowKeren - "A Time Called You" terus menuai kontroversi setelah dirilis pada 8 September lalu. Kini drama yang memasangkan Ahn Hyo Seop dan Jeon Yeo Bin itu dikritik perkara properti syuting yang dianggap tidak realistis.
Pertama, sebagian besar siswa sekolah menengah di dunia nyata belum diperbolehkan mengendarai skuter. Mereka memerlukan lisensi untuk mengendarainya. Jadi kalau kamu mengendarainya, kemungkinan kamu adalah siswa nakal.
Penggambaran "A Time Called You" dianggap tidak realistis karena dua pemeran utama pria yakni Nam Si Heon (Hyo Seop) dan Jung In Gyu (Kang Hoon) adalah siswa teladan. Bagaimana bisa siswa teladan mengendari sukter bak anak anak? Inilah yang dikritik penonton.
Selanjutnya adalah lokasi syuting sekolah SMA karakter utama. Dalam "A Time Called You", ketiganya seharusnya bersekolah di sekolah menengah di pedesaan. Namun pengambilan gambar justru dilakukan di Universitas Yonsei yang jauh dari penampakan "sekolah pedesaan".
Kebanyakan sekolah di masa itu juga menggunakan papan tulis, tapi yang ditampilkan dalam "A Time Called You" justru bukan papan yang memakai spidol hitam untuk menulis. Terakhir penonton mempermasalahkan seragam sekolahnya.
Seragam yang dikenakan oleh Kwon Min Ju (Yeon Bin) cs memang tampak menggemaskan dengan pita besar dan rok pendek untuk anak perempuan. Namun seragam itu jauh dari gaya sebenarnya yang dikenakan di Korea Selatan tahun 1998 yang memakai dasi.
Seragam mereka juga dipakai tidak sesuai musim. Siswa di dunia nyata masih mengenakan seragam musim dingin mereka di musim semi, saat bunga sakura bermekaran. Namun di drama, Min Ju berjalan di tengah bunga sakura yang bermekaran memakai seragam musim panas.
Penonton akhirnya ramai melayangkan kritikan untuk "A Time Called You". "Mereka mengendarai skuter ke sekolah? Pada tahun 1998? Kecuali sekolah tanpa dekan atau sekolah jelek, mereka pasti akan diomeli," protes seorang penonton.
"Meskipun ini adalah drama fiksi di mana segala sesuatunya dapat menjadi sensasional, waktu yang berlalu adalah bagian penting dari latar drama itu. Saat karakter-karakter itu melakukan perjalanan kembali ke masa lalu ke tahun 1998, pemirsa mengharapkan gambaran periode retro yang lebih akurat," pungkas lainnya.
(wk/amal)
