JYP Entertainment mengambil tindakan tegas terhadap penggunaan teknologi deepfake terhadap TWICE, demi melindungi hak dan reputasi artis mereka dari ancaman digital yang semakin berkembang.
- Intan Maharani
- Sabtu, 31 Agustus 2024 - 12:26 WIB
WowKeren - TWICE rupanya tak luput dari kejahatan deepfake yang belakangan sedang marak di Korea Selatan. Apalagi, kini masyarakat dibuat resah dengan "New NTH Room" di mana para pengguna bertukar foto atau video tak senonoh perempuan di sekitar mereka seperti pacar, adik, kakak, dan bahkan ibu.
Baru-baru ini, JYP Entertainment mengumumkan langkah hukum tegas terhadap video deepfake (berbasis AI) yang melibatkan artis mereka, TWICE. Pengumuman ini diposting di akun media sosial TWICE pada tanggal 30 Agustus, dan menyatakan kekhawatiran serius mereka terkait penyebaran video ini yang dianggap sebagai pelanggaran hukum yang jelas.
Dalam pernyataan resmi, JYP Entertainment menyatakan, "Kami sangat prihatin dengan penyebaran video deepfake (berbasis AI) yang melibatkan artis kami. Ini adalah pelanggaran hukum yang nyata, dan kami sedang dalam proses mengumpulkan semua bukti yang relevan untuk mengajukan tindakan hukum yang paling kuat dengan firma hukum terkemuka, tanpa kelonggaran."
Mereka juga menegaskan kembali komitmennya untuk tidak membiarkan hak artisnya dilanggar. Jika itu terjadi dan merugikan member TWICE, maka agensi tidak akan tinggal diam.
"Kami ingin menyatakan dengan jelas bahwa kami tidak akan tinggal diam sementara hak artis kami dilanggar dan akan mengambil tindakan tegas untuk menangani masalah ini sepenuhnya," imbuh mereka.
Pihak JYP Entertainment mengambil pendekatan proaktif sebagai bentuk komitmen mereka untuk melindungi integritas dan hak artis mereka dari ancaman digital yang terus berkembang. Dengan melibatkan firma hukum terkemuka dan mengumpulkan bukti, mereka bertujuan untuk melawan penyalahgunaan teknologi ini yang berpotensi merusak reputasi dan privasi TWICE.
Kekhawatiran terkait video deepfake ini baru-baru ini juga mendapat perhatian dari berbagai agensi hiburan lainnya. Bulan lalu, Woollim Entertainment mengajukan pengaduan polisi terkait video deepfake yang menampilkan artis mereka, Kwon Eunbi. Pada bulan Juni, ADOR mengumumkan tindakan hukum serupa untuk melindungi girl group mereka, NewJeans.
Dalam program di tvN pada Februari lalu, Yujeong Brave Girls mengungkapkan bahwa dirinya menjadi korban konten serupa. "Saya mengetahui bahwa foto saya digunakan untuk membuat video deepfake setelah diberi tahu oleh seorang kenalan. Itu sangat meresahkan. Ini bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang gender," ungkapnya.
Langkah JYP Entertainment bukan hanya tentang melindungi artis mereka, tetapi juga menyoroti masalah yang lebih luas dalam industri hiburan. Dalam era digital saat ini, teknologi bisa menjadi pedang bermata dua – membawa manfaat besar tetapi juga risiko signifikan yang memerlukan penanganan serius dan berkelanjutan.
Dengan berkomitmen untuk mengambil tindakan hukum keras dan tanpa kelonggaran, JYP Entertainment menunjukkan bahwa mereka siap untuk melindungi hak dan privasi artis mereka dari ancaman yang muncul, sambil mengajak pihak lain untuk turut memberikan perhatian serius terhadap masalah deepfake ini.
Pernyataan ini menegaskan bahwa di dunia hiburan masa kini, teknologi digital harus dikelola dengan bijak dan bertanggung jawab, demi mencegah pelanggaran hak dan privasi yang merugikan banyak pihak.
(wk/inta)