Sebagai informasi, film '12.12: The Day' yang dibintangi Jung Woo Sung diangkat dari peristiwa nyata 'Pemberontakan Militer 12.12' yang terjadi di Seoul pada 12 Desember 1979.
- Bertilia Puteri
- Senin, 25 Desember 2023 - 22:59 WIB
WowKeren - "12.12: The Day" menjadi film Korea terlaris tahun ini usai meraup lebih dari 10 juta penonton bioskop hanya dalam waktu 34 hari. Per Senin (25/12), film yang dibintangi Jung Woo Sung dan Hwang Jung Min itu sudah meraup 10.692.288 penonton di Korea.
Film ini berhasil memecahkan rekor "The Roundup: No Way Out" yang sebelumnya memimpin box office 2023 dengan 10.682.813 penonton. "12.12: The Day" juga memuncaki daftar film Korea terlaris selama 33 hari berturut-turut.
Pencapaian ini membuat "12.12: The Day" menjadi salah satu film terlaris di Korea Selatan, melampaui jumlah penonton film-film hits seperti "Parasite", "Frozen", "Interstellar", hingga "Avengers: Age of Ultron". Film ini juga menciptakan legenda box office baru.
Sebagai informasi, "12.12: The Day" diangkat dari peristiwa nyata "Pemberontakan Militer 12.12" yang terjadi di Seoul pada 12 Desember 1979. Dalam ceritanya, Jeon Doo Gwang (Jung Min) memimpin "Pemberontakan Militer 12.12" dan memerintahkan penangkapan seorang jenderal tanpa izin dari presiden. Komandan Keamanan Ibu Kota, Lee Tae Shin (Woo Sung) pun menentang pemberontakan militer tersebut.
Yang menarik, film ini menampilkan aktor Jung Hae In sebagai cameo. Dalam film ini, Hae In berperan sebagai Mayor Oh Jin Ho, sekretaris Komandan Perang Khusus Angkatan Darat Republik Korea. Karakter Hae In ini terinspirasi dari sosok asli, yakni Letnan Kolonel Kim Oh Rang.
Dalam salah satu adegan, Jin Ho bertarung melawan pemberontak 12.12 untuk melindungi atasannya, Jenderal Gong Su Hyuk (Jung Man Sik). Meski hanya menjadi cameo dan memiliki jatah layar singkat, Hae In menunjukkan pengaruh yang sama kuatnya dengan karakter utama.
Di sisi lain, film ini juga sempat memicu protes dari kelompok sayap kanan. Mereka memprotes rencana nonton bareng (nobar) "12.12: The Day" dari sejumlah SD dan SMP.
Kelompok konservatif menuduh film tersebut "menghasut pelajar" dan menanamkan pemahaman sejarah yang menyimpang. Mereka juga nekat mengunjungi sekolah menengah untuk menentang rencana nobar tersebut.
(wk/Bert)
