BMKG sempat mencabut peringatan tsunami sebelum akhirnya terjadi hingga diperkirakan menewaskan 48 orang.
- Diah Candra Trisanti
- Sabtu, 29 September 2018 - 12:44 WIB
WowKeren - Hingga saat ini pemerintah masih berusaha memulihkan kondisi pasca gempa tsunami di Donggala-Palu, Sulawesi Tengah. Seperti diketahui, gempa berskala 7,4 magnitudo ini telah menewaskan sekitar 48 orang dan 356 lainnya luka-luka.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi V DPR RI, Randy Lamadjido, menyebut banyaknya jumlah korban ini lantaran BMKG salah menyampaikan informasi. Randy pun meminta pertanggung jawaban BMKG terkait peristiwa itu.
Randy mengaku mendapat informasi dari kerabat yang tinggal di Palu. Awalnya, masyarakat hendak bersiap menuju daerah aman di pegunungan. Namun beberapa saat kemudian, BMKG mencabut peringatan tsunami hingga akhirnya air laut naik dan menerjang pemukiman warga daerah pesisir.
"Menurut informasi yang saya terima dari keluarga kami yang ada di Kota Palu, korban tewas mencapai sekitar 40 orang," ujar Randy dalam keterangan tertulis. "Mereka diterjang gelombang tsunami dan lumpur yang terbawa bersamaan dengan tingginya air laut yang dibawa akibat gelombang tsunami."
Randy pun meminta kepada pemerintah agar segera memulihkan kondisi di Palu. Apalagi sarana air bersih dan listrik masih lumpuh hingga saat ini.
Randy menambahkan jika warga di sana masih merasa khawatir dengan terjadinya gempa dan tsunami susulan. Terkait salah informasi BMKG, Randy mendesak agar segera dipertanggungjawabkan. Bahkan menurutnya, komisi V bisa mencopot ketua BMKG.
(wk/diah)