Heboh Foto Penjarahan Toko Hingga SPBU, Mendagri Bantah Warga Palu Gratis Ambil Barang di Minimarket
Twitter/Sutopo_PN
Nasional

Tindakan beberapa oknum menjarah minimarket mendapat tanggapan mendagri dan menyebut tindakan tersebut tidak dibenarkan.

WowKeren - Situasi yang terjadi pasca gempa dan tsunami yang melanda Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah kian memanas. Hal yang mengkhawatirkan bukan lagi masalah bencana alam yang masih memiliki kemungkinan untuk timbul lagi.

Hal yang lebih parah adalah masalah keamanan yang mulai mengkhawatirkan beberapa pihak. Salah satunya yang terbaru adalah berita mengenai penjarahan minimarket dan SPBU oleh beberapa warga lokal.

Semua itu dipicu oleh pernyataan Menteri Dalam negeri, Tjahjo Kumolo beberapa waktu lalu. Saat itu Tjahjo meminta terhadap pemerintah untuk memberikan fasilitas beli minuman dan makanan di toko yang menjual.

Sayang, kalimatnya tersebut malah menjadi boomerang dan berakibat munculnya konflik kemanan di tanah Donggala. Sadar akan kalimatnya yang mendapatkan penerimaan berbeda dari sebagian orang, Tjahjo segera memberikan pernyataan kembali.

1

Tribunnews

"Tidak begitu sebenarnya berita yang ditulis," ucap Tahjo. "Kita sudah diperintahkan Alfamart dn Indomaret sudah bisa diambil barang-barangnya. Catat semua yang diambil, diinvetaris. Kami akan bayar semua. Jadi tidak ada penjarahan."

Sementara itu banyak tersebar beberapa pelaku penjarahan minimarket dan SPBU yang terjadi di sana. Mereka mengangkut barang-barang yang diambil di minimarket menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.


2

BBC

Aparat kepolisian setempat yaitu pelabuhan Pantoloan ini dilaporkan tidak bisa berbuat apa-apa. "Mungkin warga kelaparan, sebab belum ada kepastian sampai kapan guncangan gempa berlangsung," ujar warga bernama Yudi yang melaporkan perihal warungnya menjadi sasaran jarahan warga.

Dalam foto yang beredar melalui media sosial ada dua orang pria berboncengan di Jalan MT. Haryono kawasan Besusu tengah. Mereka membawa ban motor yang masih terbungkus plastik serta kardus produk makanan.

Selain itu muncul foto saat beberapa warga menaiki truk tangki untuk mengambil bahan bakar minyak (BBM). Hal itu rupanya disebabkan listrik mati sehingga tidak ada cara untuk menyalurkan BBM kepada pembeli.

Hal senda juga diungkapkan oleh Menko Polhukan, Wiranto di lokasi yang sama. "Ada satu kebijakan yang boleh diambil, dibayar oleh pemerintah. Jadi seperti itu mendapatkan air minum dan sebagainya," tegas Wiranto

Keluhan lain disampaikan oleh korban gempa bernama Syafiqa yang mengaku persediaan makanannya kian menipis. Saat ini dia dan keluarga hanya mengandalkan persediaan yang tersisa yaitu telur dan mie instan.

Namun yang paling mengkhawatirkan adalah masalah lampu karena saat ini hanya menggunakan genset. "Genset hanya bertahan dua hari karena BBM menipis. kalo BBM habis dan listrik tidak menyala. Tak tahu lagi nasib kami bagaimana," ucap Syafiqa.

(wk/Kres)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru