Menteri Keuangan, Sri Mulyani, awalnya menilai bahwa buku impor yang dijual di pameran tersebut sangat murah lantaran tidak dikenai bea masuk.
- Bertilia Puteri
- Rabu, 06 Maret 2019 - 19:19 WIB
WowKeren - Pameran "Big Bad Wolf" menyediakan banyak buku impor dengan harga miring. Ajang ini lantas menarik perhatian Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Wanita yang kerap disapa Ani tersebut awalnya menilai bahwa buku impor yang dijual di pameran tersebut sangat murah lantaran tidak dikenai bea masuk. "Kalau dikenakan bea masuk, mahal. (Nanti saya) dimarahi literasi," ujar Ani di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/3).
Meski demikian, harga murah buku impor tak dapat ditemui di tempat lain. Ani pun mengaku tak tahu persis sebabnya.
Ani juga mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan status dari pajak penghasilan (PPh) impor, pajak pertambahan nilai (PPN), dan bea masuk buku di pameran tersebut. Sehingga, Ani perlu melakukan investigasi mendalam untuk membedah hal tersebut.
"Iya, saya terus terang soal gitu harus investigasi. Saya juga suka buku, jadi suka perhatikan buku yang dijual. Bahkan dalam marketplace ataupun fisik, ada juga perbedaan," ujar Ani. "Kami lihat bagaimana praktik keseluruhan ini."
Hal senada juga diungkapkan Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Heru Pambudi. Menurut Heru, pihaknya akan segera memeriksa ketentuan bea masuk buku-buku impor di pameran "Big Bad Wolf".
"Nanti aku cek laporannya," ujar Heru. "Besok aku cek ya."
Menurut Heru, semua buku asing yang diimpor ke Indonesia pasti dikenai bea masuk. Namun, buku ilmu pengetahuan mendapat pengecualian.
Diketahui, buku impor ilmu pengetahuan sudah dibebaskan dari bea masuk sejak 2016. Tak hanya bea masuk, buku impor ilmu pengetahuan juga bebas dari pajak pertambahan nilai (PPN) dan pungutan pajak penghasilan (PPh) pasal 22.
(wk/Bert)