Menteri Keuangan Sri Mulyani Bakal Terus Berutang, Ini Alasannya
Instagram/smindrawati
Nasional

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa pemerintah masih akan tetap menerbitkan utang demi memenuhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2020.

WowKeren - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut bahwa pemerintah masih akan tetap menerbitkan utang demi memenuhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2020. Menurut Sri Mulyani, kebijakan utang diperlukan untuk menjaga RAPBN tetap dalam batas aman.

"Dari sisi sumber pembiayaan untuk menutup defisit, sumber utama pembiayaan defisit masih akan berasal dari utang," tutur Sri Mulyani di ruang rapat paripurna DPR, Selasa (11/6). "Terutama melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN)."

Direktur Surat Utang Negara, Loto Srinaita Ginting, lantas menjelaskan alasannya. Menurut Loto, pemerintah akan tetap menarik utang lantaran desain APBN dirancang defisit. "Pembiayaan APBN melalui utang tidak lepas dari kebijakan anggaran defisit yang dijalankan pemerintah," jelas Loto dilansir detikFinance pada Rabu (19/6).

Maksud dari dirancang defisit adalah anggaran belanja negara lebih besar dibanding dengan pendapatan negara. Contohnya, pada 2019 pemerintah harus menerbitkan utang lantaran terdapat defisit sebesar Rp296 triliun. Jumlah tersebut dikarenakan oleh APBN yang sebesar Rp2.461,1 triliun dengan pendapatan negara sebesar Rp2.165,1 triliun.

Anggaran belanja selama ini selalu dipenuhi lewat anggaran pendapatan. Sehingga, apabila anggaran pendapatan lebih rendah dari anggaran belanja, defisitnya akan dipenuhi lewat utang. Loto menuturkan bahwa kebijakan ini dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan.


"Dengan tujuan untuk menjaga momentum pertumbuhan (strategi countercyclical)," terang Loto. "Dan menghindari timbulnya beban pembangunan lebih besar lagi di masa depan (opportunity loss)."

Sebelumnya, Sri Mulyani juga sudah menjelaskan bahwa utang tersebut akan ditujukan untuk kegiatan produktif dan investasi. Hal tersebut demi pembangunan infrastruktur dan berbagai program prioritas lainnya.

"Komposisi utang dijaga sesuai portofolio risiko yang aman dan dengan biaya yang efisien," ungkap Sri Mulyani. "Sumber pembiayaan akan lebih difokuskan dari dalam negeri, dengan penerbitan SBN ritel lebih banyak. Hal ini sejalan dengan upaya memperluas basis investor obligasi dalam negeri dan pendalaman pasar obligasi pemerintah, serta untuk meminimalkan volatilitas global dan menjaga stabilitas."

Pengelolaan utang sendiri diakui Sri Mulyani akan dilakukan secara hati-hati dan transparan sesuai aturan perundang-undangan. Dengan penerbitan SBN sendiri, masyarakat juga dapat diuntungkan dalam bentuk investasi.

"Dengan demikian lebih banyak lagi masyarakat Indonesia sendiri yang membiayai pembangunan Indonesia," jelas Sri Mulyani. "Bagi masyarakat kita, SBN ritel akan menjadi alternatif investasi yang aman dan menjanjikan tingkat pengembalian yang menarik di masa depan."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru