Nora Alexandra yang merupakan calon istri Jerinx SID sempat membalas kritikan dan fitnah keji kalau ia murtad demi cinta. Namun meski jengkel, Nora dengan sopan tetap berusaha mendoakan haters yang menghujatnya.
- Ria Susilo Wardhani
- Kamis, 08 Agustus 2019 - 09:59 WIB
WowKeren - Nora Alexandra yang merupakan mantan istri Aliff Ali akan menikah dengan Jerinx SID. Menurut rencana, pernikahan Nora dengan pentolan Superman Is Dead ini akan digelar sekitar November.
Sayangnya saat sedang persiapan menikah, Nora malah dibully netizen. Ia dituduh pindah agama demi cintanya pada Jerinx.
Anggapan itu muncul setelah Nora tampil cantik dengan busana adat Bali dan menjalani prosesi potong gigi. Menanggapi tuduhan netter, Nora lantas protes.
Ia sempat mencurahkan isi hati di InstaStory. Nora juga mengkritik akun acara gosip yang ikut menuduhnya pindah agama demi menikahi Jerinx. Namun meski emosi, Nora tetap menjawab semua kritik dengan cara yang sopan.
"Maaf, ada baiknya tidak menyinggung agama. Apalagi menulis kata-kata, 'Masa demi seseorang mengorbankan keyakinan sis?' Maaf ini sangat sensitif. Kalau ingin membuat berita, ada baiknya tidak membuat narasi seolah-olah saya, Nora, terpaksa pindah keyakinan demi seseorang yang saya cintai," serunya.
Ia juga sempat menyesalkan saat haters menyebutnya murtad. Nora merasa difitnah namun dengan kalimat menohok mendoakan sang haters lebih baik darinya. Selain itu, Nora berharap ia dan Jerinx baik-baik saja jika sudah resmi menikah.
"Keterlaluan, saya pindah agama karena diiming-imingi buat nikah? Maaf apa ada bukti? Mas orang beragama tapi kenapa memfitnah murtad karena nikah? Apa mas beragama yang baik?" kata Nora. "Terima kasih atas fitnah keji anda terhadap saya. Semoga anda lebih baik dari saya."
Disisi lain, Nora seolah sedang mempertimbangkan untuk melangsungkan pernikahan berkonsep beda agama. Ia mengunggah artikel dari Vice Indonesia soal pernikahan beda agama.
Dalam artikel itu, memuat pernyataan kalau pernikahan beda agama sebenarnya bisa digelar di Indonesia. UU Perkawinan No 1 tahun 1974 juga tak melarang soal konsep menikah berbeda agama.
"Secara konstitusi sangat memungkinkan. Misalnya dalam UU Perkawinan No 1 tahun 1974, itu kan tidak ada pelarangan soal pernikahan beda agama," kata aktivis LSM Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Ahmad Nurcholish. “Di sana hanya diatur soal bagaimana pernikahan itu dilaksanakan, yakni harus sesuai dengan hukum agamanya masing-masing. Ini persoalan ketidaktahuan aparat hukum. Mereka sendiri sebagai penyelenggara negara tidak memahami konstitusinya sendiri. Sehingga mereka tidak mengakomodasi pernikahan beda agama."
(wk/riaw)
