Kisah Sedih 2 Orangutan Diberi Nama Bara dan Arang Usai Dievakuasi dari Karhutla
SerbaSerbi

Kedua ekor orangutan yang diperkirakan berusia 20 tahun tersebut diselamatkan di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, pada Senin (16/9).

WowKeren - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menjadi permasalahan serius yang masih belum terselesaikan. Tak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat setempat, karhutla juga membuat banyak satwa kehilangan tempat tinggal mereka.

Usai potret miris ular piton raksasa alias Sanca Kembang yang terpanggang viral di media sosial, kini muncul kisah 2 ekor orangutan yang terdampak karhutla.

Berdasarkan keterangan tertulis pada Rabu (18/9), kedua primata tersebut diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 1 Ketapang bersama Yayasan IAR Indonesia. Keduanya diselamatkan di Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada Senin (16/9).

Usai dievakuasi dari karhutla, kedua orangutan yang diperkirakan berusia 20 tahun tersebut diberi nama Bara dan Arang. Nama Bara untuk sang jantan, dan Arang untuk sang betina.

Awalnya, staf IAR Indonesia menemukan Bara dan Arang di atas pohon di tengah lahan yang telah habis terbakar. Tim penyelamat pun bergerak cepat dan dalam waktu kurang dari 1 jam kedua orangutan sudah terbius serta diamankan di dalam kandang tranportasi.


Saat dievakuasi, kedua orangutan berada dalam kondisi dehidrasi. Bahkan ada peluru senapan angin yang ditemukan di muka salah satu orangutan ini.

"Berdasarkan pengalaman kami, pada kasus kebakaran hutan pada tahun 2015, efek kebakaran ini akan terasa bahkan sampai 1 tahun pasca kebakaran," jelas Ketua Yayasan IAR Indonesia, Tantyo Bangun. "Akan banyak sekali orangutan yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran ini. Hal ini akan memicu gelombang besar penyelamatan orangutan."

Sementara itu, Tantyo juga mengaku bahwa pada karhutla 2015, Yayasan IAR Indonesia dan Kementerian LHK pernah bekerjasama dalam menyelamatkan lebih dari 40 ekor orangutan. Dari pengalaman tersebut, Tantyo mengungkapkan semakin besarnya potensi orangutan akan tingkat kerentanan pada kepunahan.

Warganet pun menunjukkan rasa simpati mereka kepada Bara dan Arang. Mereka geram atas pihak yang menembak orangutan tersebut dengan senapan angin.

"Ya Tuhanku. Kenapa harus begini," tulis seorang warganet. "Yang menembak pakai senjata angin seharusnya juga dicari," komentar warganet lain. "Kasihan juga orang utannya," timpal warganet lainnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait