Dituding Rekayasa, Begini Penjelasan Dokter Soal Kondisi Mata Novel Baswedan
Nasional

Belum berhasil menemui titik terang, kasus penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan justru dituding rekayasa hingga dilaporkan ke polisi oleh kader PDIP Dewi Tanjung.

WowKeren - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan yang terjadi pada 2017 silam hingga kini tak kunjung tuntas. Belum berhasil menemui titik terang, kasus Novel ini justru dituding rekayasa hingga dilaporkan ke polisi oleh kader PDIP Dewi Tanjung.

Padahal, kasus penyiraman air keras ini merusak mata kiri Novel. Salah satu dokter lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Belva Prima Geniosa, MMR, lantas menjelaskan bahwa gangguan mata yang dialami Novel dinamakan Corneal Opacity.

Belva mencoba untuk menjelaskan kondisi ini dengan bahasa yang sederhana. Ia menyebutkan bahwa Corneal Opacity adalah warna keputihan yang terdapat di kornea dan menyebabkan gangguan pada media refrakta (penglihatan).

"Saya dokter umum, tapi saya berminat sekali pada bidang mata. Mungkin akan mendaftar spesialis mata. Maka saya ingin menjelaskan terkait kornea ini kepada orang awam, dengan bahasa yang mudah, supaya tidak banyak informasi keliru yang bertebaran," terang Belva dilansir Kompas.com pada Sabtu (9/11). "Mata itu memiliki media refrakta, dan non refrakta. Jika ada masalah di media refrakta, maka visus (tajam penglihatan) akan menurun."


Dari macamnya, Belva lantas mengkategorikan warna putih yang ada pada kornea Novel pada jenis leukoma. Sedangkan terkait cairan asam yang disiramkan ke Novel, Belva menerangkan bahwa cairan bersifat asam maupun basa berpotensi merusak kornea.

Kala tersiram air keras, ada warganet yang mempertanyakan mengapa kerusakan hanya terjadi di mata kiri Novel. Belva pun menyebut bahwa refleks berkedip Novel yang lambat dapat membuat air keras masuk ke mata lebih cepat.

"Sebenarnya mata itu kan jika ada benda yang masuk, akan ada refleks berkedip ya. Namun, saat suatu kejadian terjadi secara tiba-tiba dan tidak diduga, kadang refleks berkedipnya terlambat," ujar Belva. "Untuk mata kanan dan kirinya, bisa jadi saat penyiraman memang lebih mengarah ke kiri, dan derajat kerusakannya lebih parah yang sebelah kiri. Maka jaringan kornea kiri tidak bisa memperbaiki diri."

Selain itu, Belva juga menjelaskan tentang kulit wajah Novel yang sembuh dari efek air keras. Menurut Belva, hal ini dikarenakan oleh kornea yang tidak memiiliki pembuluh darah. "Karena kulit kaya akan vaskularisasi (pembuluh darah), sedangkan kornea tidak. Kornea tidak punya pembuluh darah, dia dapat nutrisi dari endotel saja," pungkas Belva.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru