Inspiratif, Kesaksian ‘Tiga Generasi’ Tanpa Patah Semangat Berjuang Kalahkan Virus Corona
SerbaSerbi

Di tengah pandemi COVID-19, tersimpan berbagai cerita inspiratif. Salah satunya adalah kesaksian ‘tiga generasi’ yang tanpa patah semangat terus berjuang mengalahkan virus corona.

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) di seluruh dunia telah mencapai 940.662 seperti dilansir dari Worldometers hingga Kamis (2/4) pukul 16.00 WIB. Angka kematian juga terus melonjak menjadi 47.517 korban jiwa. Sementara orang yang berhasil sembuh melawan COVID-19 dilaporkan sebanyak 196.214.

Banyaknya kasus positif virus corona di seluruh belahan dunia tentunya menyimpan berbagai kisah. Salah satunya adalah kisah inspiratif para pasien yang terus berjuang mati-matian untuk sembuh dan mengalahkan virus corona.

Seperti yang terjadi di Inggris, tiga orang membagikan pengalaman buruk mereka untuk bertahan mengalahkan COVID-19. Ketiganya seorang mempresentasikan tiga generasi yang terserang corona, yakni seorang wanita muda berusia 26 tahun, kemudian seorang ibu berumur 39 tahun dan seorang kakek berusia 64 tahun.

1. Kesaksian Jessie Clark

Jessie Clark merupakan wanita berusia 26 tahun asal Sheffield, Inggris. Jessie mengaku memiliki sejumlah gejala-gejala virus corona. Gejala COVID-19 tersebut membuat tubuhnya begitu lemah lantaran ia juga memiliki penyakit lainnya.

Rupanya, Jessie sempat menderita penyakit ginjal kronis. Lima tahun yang lalu, akhirnya ia menjalani operasi pengangkatan ginjal demi mempertahankan hidupnya.

Jessie bercerita jika ia telah mengalami batuk-batuk yang parah dan bahkan membuatnya terengah-engah. Dalam beberapa hari, ia juga kesulitan untuk berjalan lantaran tubuhnya begitu lemah dan rentan.

Jessie akhirnya dibawa ke rumah sakit setelah ia mengalami sesak nafas. "Aku juga merasakan sakit di tulang rusuk, punggung, dan perutku. Aku merasa seperti dipukuli,” ungkap Jessie seperti dilansir dari BBC, Kamis (2/4).

Dua hari setelah dirinya dirawat, Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan Inggris akan menjalani lockdown. Akibatnya, ia harus dipisahkan dari satu-satunya orang yang selalu menemaninya, yaitu sang tunangan yang bernama Tom yang harus menjalani karantina.

Saat-saat itu disebutkan Jessie membuatnya terpuruk. Ia mengaku begitu kesepian dan lemah. Apalagi, kondisi keuangannya juga tidak baik sehingga ia sangat bingung dengan kondisinya kesehatannya sendiri.

"Aku takut sendirian, tapi aku sangat miskin. Aku hanya ingin seseorang membantuku," kenang Jessie. "Saya diberi masker hijau dengan sedikit kabel di sekitar hidung untuk menjaga itu. Saya dibawa ke unit yang tampaknya digunakan untuk pasien Covid-19.

"Saya tidak dites untuk Covid-19. Dokter saya mengatakan mereka tidak bisa mengete semua orang, tapi aman untuk mengasumsikan saya memilikinya (COVID-19),” sambungnya. “Dia mengatakan rasa sakit yang saya alami adalah peradangan dari paru-paru saya dan bahwa saya harus tetap mengisolasi diri dan minum obat penghilang rasa sakit.”

Jessie mengatakan ini baru pertama kali dalam hidupnya ia menderita masalah pernafasan. Ia akhirnya dirawat selama enam jam di rumah sakit dan dilepaskan dengan hanya diberikan obat-obatan saja.

"Saya belum pernah mengalami masalah pernapasan sebelumnya,” kata Jessie. “Menakutkan tidak tahu apakah Anda akan berhenti bernapas atau apakah yang Anda rasakan adalah normal untuk virus."

Lima hari setelah meninggalkan rumah sakit, Jessie masih kesulitan berjalan dan tidur hingga 18 jam sehari. Ia terkadang batuk-batuk tetapi bisa bernafas lebih mudah.

Oleh sebab itu, ia berusaha bertahan dengan mengisolasi mandiri sampai akhirnya sembuh dan mengingatkan banyak anak muda lainnya. Terlebih, saat ini banyak anak muda yang menganggap diri mereka kebal terhadap virus corona.

"Saya pikir beberapa anak muda berpikir mereka tak terkalahkan, tetapi sebagian besar menganggap serius virus corona sekarang," katanya. "Ada banyak informasi yang memberi tahu kami bahwa virus ini tidak memengaruhi orang seusia saya, tapi itu bisa terjadi."


2. Kesaksian Karen Mannering

Karen Mannering merupakan seorang wanita usia 39 tahun dari Herne Bay, Kent, Inggris, Ia sedang hamil enam bulan menantikan keempatnya saat mulai merasakan gelaja virus corona.

Karen mengalami batuk terus-menerus dan demam selama minggu kedua Maret. Meski telah mendatangi rumah sakit, namun staf rumah sakit justru tidak menyuruhnya untuk dirawat.

Kemudian pada hari ke 11, keadaannya mulai memburuk. Ia harus menelepon layanan darurat karena mengalami sesak yang luar biasa. Karen akhirnya dinyatakan positif terkena virus corona dan harus diisolasi. Ia juga menderita pneumonia di kedua paru-parunya sehingga harus diisolasi selama seminggu.

"Saya menelepon 999 dan napas saya terdengar sangat buruk, ambulans tiba di rumah kami dalam beberapa menit," cerita Karen. "Aku benar-benar terengah-engah sehingga mereka langsung memberiku bantuan oksigen."

"Suami saya tidak lagi diizinkan untuk datang dan melihat saya," sambungnya. "Itu adalah waktu yang sangat sepi, gelap. Saya terjebak di tempat tidur selama dua atau tiga hari. Saya bahkan tidak bisa pergi ke toilet. Bahkan saat mereka perlu mengganti seprai, mereka harus menyuruh saya yang melakukannya.

Dalam keadaan itu, Karen begitu ketakutan dan terus menghubungi keluarganya agar dirinya tetap tenang. Apalagi, ia juga sedang mengandung sehingga fokus utamanya adalah terus bertahan untuk kehidupan bayi dalam janinnya.

"Ketika saya kesulitan bernafas, saya akan mencari bantuan dan harus menunggu staf untuk mendapatkan alat bantu sebelum mereka dapat membantu saya,” ungkapnya. “Saya terus-menerus menelepon ke keluarga saya untuk membuat saya tetap tenang. Saya takut saya akan mati dan keluarga saya mengatakan mereka telah bersiap untuk yang terburuk.”

"Aku berjuang untuk setiap napas. Aku berjuang untuk hidupku dan bayiku,” sambungnya. “Aku dan suamiku pulang dengan masker wajah. Kami membiarkan jendela mobil terbuka. Angin sepoi-sepoi terasa luar biasa. Tiba-tiba aku menghargai hal-hal terkecil."

Karen akhirnya mampu bertahan dari virus corona. Kini, ia masih melakukan isolasi diri rumah dan keadaannya terus membaik setiap harinya. Terlepas dari semua itu, ia mengaku bersyukur jika seluruh keluarganya dapat lolos dari virus corona.

3. Kesaksian Stewart Boyle

Stewart Boyle merupakan seorang kakek berusia 64 tahun. Ia mulai merasakan virus COVID-19 menyerang paru-parunya setelah menghadiri pertemuan paduan suara beberapa minggu lalu. Virus itu membuatnya begitu kesulitan untuk bernafas.

"Kami semua menjaga jarak sosial ketika kami bertemu pada hari Kamis (acara paduan suara),” kenang Stewart. Tetapi pada hari Minggu sejumlah besar orang datang dengan gejala seperti flu.”

Selama 10 hari berikutnya, kesehatan Stewart terus menurun. Ia mengaku sama sekali tidak memiliki tenaga untuk berolahraga hingga berjalan. Keluarganya lantas menghubungi pihak rumah sakit.

"Awalnya baik-baik saja," ia menjelaskan. "Tapi kemudian aku akan mencoba untuk menaiki tangga dan tidak sanggup. Bahkan aku tidak memiliki kemampuan untuk berolahraga atau bergerak sama sekali. Virus itu menyerang paru-paruku dan aku kehilangan kapasitas untuk melawan."

Saat tiba di rumah sakit, Stewart mengalami pengalaman paling menakutkan. Ia sempat kesulitan bernafas dan bahkan berpikir ajalnya sudah dekat. Meski demikian, ia tetap menguatkan dirinya dan terus menunjukkan niat untuk bisa bertahan.

"Situasi di rumah sakit seperti dalam film. Saya dibawa ke 'zona merah' dan ada banyak tes yang dilakukan dan diambil. Mereka pikir saya memiliki virus corona sehingga mereka meningkatkan oksigen saya,” cerita Stewart. “Ada beberapa jam di mana saya berada dalam bisikan yang sangat tempat yang gelap dan aku berpikir, 'Mungkin waktuku sudah habis.' Tapi aku ingin hidup.

"Saya bisa merasakan pertempuran di paru-paru saya dan itu membutuhkan semua tenaga saya untuk melewatinya. Oksigen tambahan membuat paru-paru saya istirahat dan memberi saya energi tambahan untuk mengusir penyakit,” sambungnya. “Staf NHS luar biasa, tetapi semua yang mereka bisa lakukan adalah membantu Anda melawan virus. Tidak ada vaksinasi atau ramuan ajaib yang dapat menyelamatkan Anda. Ini tentang ketahanan Anda sendiri.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait