Pencarian 'Menikah dengan Sepupu' Jadi Tren Google Saat Lebaran, Bagaimana Menurut Medis?
Health

Tren pencarian google 'menikah dengan sepupu' ternyata turun tahun ini. Meski begitu, pengetahuan mengenai hukum agama dan pandangan medis soal pernikahan jenis ini tetap wajib diketahui.

WowKeren - Hari Raya Idul Fitri atau juga biasa disebut Lebaran menjadi momen yang ditunggu-tunggu banyak orang. Selain bermaaf-maafan, momen Lebaran juga kembali mengeratkan silaturahmi. Karena kesibukan masing-masing, Hari Raya Idul Fitri biasa mempertemukan para sanak saudara yang jarang berkumpul.

Lebaran tahun ini menjadi berbeda karena situasi pandemi Corona atau COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia. Kendati di rumah saja, silaturahmi bisa tetap berjalan karena kecanggihan komunikasi. Dewasa ini, terdapat fasilitas panggilan video yang memungkinkan saling bertatap muka meski terpisahkan jarak bukan?

Fakta menarik terungkap selama perayaan Idul Fitri lima tahun terakhir. Pencarian kata kunci "menikah dengan sepupu" rupanya selalu melonjak 2-3 kali lipat di momen lebaran. Data tersebut dibagikan akun Twitter @ilmibumi pada lebaran tahun 2019 lalu.

Meski tak setinggi tahun lalu, tren pencarian tersebut rupanya masih masih menjadi perbincangan hangat hingga lebaran kali ini. "Keyword 'hukum menikah dengan sepupu' apa kabar tahun ini? gajadi trending lagi?" tulis akun Twitter @Just_Ucil. "Gara gara covid, search term 'menikah dengan sepupu' ga trending lagi kaya lebaran tahun lalu," sahut akun @greysitorus.


Pencarian \'Menikah dengan Sepupu\' Jadi Tren Google Saat Lebaran, Bagaimana Menurut Medis?

Twitter

Kata kunci lain yang juga meningkat pencariannya di hari lebaran adalah "hukum menikah dengan sepupu" dan "bolehkah menikah dengan sepupu." Dilansir dari vice.com, menikah dengan sepupu rupanya diperbolehkan menurut agama. Lantas, bagaimana dari sudut pandang kesehatan?

Beberapa langkah medis rupanya harus ditempuh untuk memastikan tidak memiliki DNA rusak atau penyakit turunan. Apabila tak memiliki biaya untuk melakukan tes yang merogoh kocek minimal Rp8 juta tersebut, kiat lain adalah memilih tidak memiliki anak atau opsi adopsi. Begini penjelasan dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD dilansir DetikHealth.

"jika dua orang dengan gen yang rusak menikah, barulah terdapat risiko memiliki anak yang sakit," tulis Dokter Teguh menjawab salah satu pertanyaan konsultasi kesehatan. "Pertemuan kedua orang yang memiliki gen yang sama yang rusak, risikonya sangat besar pada pernikahan antar-saudara (sampai sejauh sepupu II - great grandparents yang sama)."

"Hal ini disebabkan, semakin dekat kekerabatan dua orang, maka semakin besar kemungkinannya memiliki urutan DNA yang mirip," sambungnya. "Termasuk juga semakin besar kemungkinannya memiliki kerusakan gen yang sama."

(wk/nere)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru