Waspada Infeksi Ameba Pemakan Otak Manusia Yang Ditemukan Di AS, Ini Fakta-Faktanya
Unsplash/Robina Weermeijer
Health

Kasus infeksi ameba yang memakan otak manusia ditemukan di Amerika Serikat. Berikut merupakan fakta-fakta mengenai gejala hingga penyebarannya yang perlu dipahami.

WowKeren - Amerika Serikat (AS) baru saja mengonfirmasi adanya kasus ameba pemakan otak langka di Hillsborough County, Florida. Seratusan warga AS disebutkan telah terinfeksi naegleria fowleri, sejenis ameba mikroskopis bersel tunggal yang dapat menginfeksi dan menghancurkan sel saraf otak manusia.

Penularan ameba yang menyerang tubuh manusia diketahui masuk melalui hidung. Ameba kemudian menuju ke otak dan menimbulkan penyakit meningoensefalitis amebiasis primer (PAM). Meski demikian, naegleria fowleri dipastikan tidak bisa ditularkan dari manusia ke manusia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan jika penyakit PAM sangat akibat ameba sangat fatal. Ia menyatakan pengidap biasanya meninggal dunia dalam waktu 1-18 hari sejak gejala pertama muncul.

Berikut merupakan sejumlah fakta mengenai ameba naegleria fowleri:

1. Gejala Ameba Naegleria Fowleri

Departemen Kesehatan Florida (DOH) menjelaskan jika seseorang terinfeksi ameba naegleria fowleri, mereka akan mengalami gejala demam. Pasien juga akan mengalami gejala mual dan muntah. Kemudian gejala leher kaku dan sakit kepala juga turut menyerang.

DOH lantas mendesak orang-orang yang mengalami gejala sejenis itu untuk segera pergi ke rumah sakit demi menerima perawatan medis. Terlebih, infeksi ini berkembang dengan begitu cepat dan sebagian besar pasien yang terkena naegleria fowleri meninggal dunia dalam waktu seminggu.

2. Evolusi Ameba Naegleria Fowleri

Ameba

Berbagai Sumber

Dilansir dari WebMD, ameba naegleria fowleri merupakan spesies ameba pertama yang ditemukan pada tahun 1965 silam. Kala itu, ameba pertama kali berhasil diidentifikasi di Australia.

Meski demikian, para peneliti meyakini jika ameba kemudian berevolusi di AS. Peneliti juga mengungkapkan ada beberapa jenis spesies naegleria.

Namun, sejauh ini hanya jenis fowleri yang menyebabkan penyakit pada manusia. Peneliti mengungkap jika ada beberapa subtipe fowleri yang ditemukan, dan semuanya diyakini sama-sama berbahaya.

3. Ukuran Ameba Naegleria Fowleri

Naegleria fowleri merupakan mikroskopis yang memiliki ukuran sekitar 8 mikrometer hingga 15 mikrometer. Ukuran ameba ini tergantung pada tahap kehidupan dan lingkungannya.

Peneliti menjelaskan jika naegleria fowleri melakukan reproduksi melalui pembelahan sel. Saat reproduksi ini tidak tepat, maka ameba akan menjadi kista yang tidak aktif. Sebaliknya jika reproduksi menguntungkan, kista dapat bertransformasi menjadi trofozoit atau infeksi.


4. Penyebaran Ameba Naegleria Fowleri

Ameba naegleria fowleri diketahui sangat menyukai air yang sangat hangat. Bahkan, ameba ini dapat bertahan hidup di air dengan suhu yang mencapai 113 derajat Fahrenheit atau 45 derajat Celcius. Namun, ameba ini tidak bisa hidup di air asin.

Adapun beberapa tempat ameba ini bisa ditemukan adalah kolam renang dan spa yang tidak dirawat. Selain itu, ameba ini juga dapat ditemukan di genangan lumpur, sungai yang mengalir, air sumur yang tidak diolah, sumber air panas, air yang tercemar secara termal seperti limpahan dari pembangkit listrik, akuarium, tanah, dan termasuk debu dalam ruangan.

5. Penularan Infeksi Ameba Naegleria Fowleri Ke Manusia

Penularan Lewat Hidung

Berbagai Sumber

CDC menjelaskan jika ameba dapat menular ke manusia melalui hidung. Biasanya, seseorang yang sedang beraktivitas di tempat ameba hidup seperti kolam renang ataupun terkena air yang tercemar oleh ameba bisa tertular infeksi mematikan itu.

CDC menyebutkan jika infeksi ameba paling sering dialami seseorang usai menyelam, ski air, atau melakukan olahraga air. Selain itu, infeksi juga telah terjadi pada orang yang membenamkan kepala di mata air panas atau yang membersihkan lubang hidung dengan air ledeng yang tidak diolah.

6. Angka Kesembuhan Infeksi Ameba Naegleria Fowleri

Pasien Infeksi Ameba

Unsplash/Sharon McCutcheon

Dilansir dari Live Science, infeksi ameba pemakan otak tersebut selama ini selalu berakibat fatal. CDC telah melaporkan adanya 138 kasus orang terinfeksi ameba dari 1962 hingga 2015 di Amerika Serikat.

Dari 139 orang, hanya tiga orang yang berhasil selamat dari infeksi mematikan tersebut. Orang terakhir yang selamat dari infeksi naegleria fowleri adalah seorang gadis berusia 12 tahun di Arkansas, yang tertular infeksi pada tahun 2013.

Dokter yang merawatnya berusaha mengobati sang gadis dengan sejumlah obat anti-jamur, serta obat percobaan yang disebut miltefosine. Selama ini, miltefosine sendiri telah dikembangkan untuk mengobati kanker payudara.

7. Pencegahan Infeksi Ameba Naegleria Fowleri

Pejabat kesehatan DOH mengatakan jika pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak hidung dengan air dari keran dan sumber lainnya. Ini termasuk badan perairan terbuka seperti danau, sungai, kolam dan kanal.

Selain itu, penggunaan air bersih sangat perlu diperhatikan demi mencegah terinfeksi ameba. Masyarakat dianjurkan untuk merebus air lalu mendinginkan terlebih dahulu sebelum dipakai. Selain itu, penggunaan air suling dan steril sangat perlu dilakukan bagi orang yang akan melakukan wudhu.

“Efek kesehatan yang merugikan pada manusia dapat dicegah dengan menghindari kontak hidung dengan air, karena ameba masuk melalui saluran hidung,” tulis DOH seperti dilansir dari CNN, Senin (6/7). “Gunakan air dengan direbus lalu didinginkan, suling, atau air steril untuk membuat larutan bilas sinus untuk neti pot atau melakukan wudhu.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait