Tak Terima Disebut Provokator Demo di Bali, Jerinx SID Tegaskan Tidak Melanggar Hukum
Instagram/jrxsid
Selebriti

Jerinx SID buka suara terkait dirinya yang disebut sebagai provokator demo tolak rapid test di Bali. Tak terima dianggap demikian, Jerinx menegaskan aksinya itu tidak melanggar hukum.

WowKeren - Belum lama ini, nama Jerinx SID menjadi sorotan lantaran aksinya dan sang istri, Nora Alexandra yang ikut turun ke jalan. Bersama warga Bali, Jerinx ikut aksi Bali tolak rapid dan swab test.

Jerinx dan istri juga tampil menyanyi di tengah massa aksi. Penampilannya saat mengikuti aksi dengan tidak memakai masker menjadi sorotan. Ada yang mendukung, ada juga yang menganggap Jerinx sebagai provokator.

Hebohnya pemberitaan soal dirinya yang ikut demo tolak rapid test saat itu agaknya membuat Jerinx terganggu. Terlebih banyak yang mengecam dirinya melakukan aksi tersebut karena dinilai memberikan contoh tak baik sebagai seorang publik figur. Dalam postingan terbarunya, Jerinx menegaskan dirinya tidak melanggar hukum.

"Beberapa media memberi narasi seolah saya 'memprovokasi' warga utk melawan hukum di aksi @menjadimanusa Bali Tolak Rapid/Swab pagi tadi di Renon, namun sejatinya TAK ADA SATUPUN HUKUM yang saya langgar," tulisnya, Minggu (26/7).

Tak Terima Disebut Provokator Demo di Bali, Jerinx SID Tegaskan Tidak Melanggar Hukum

Instagram


Drummer band Superman Is Dead itu justru seperti menantang untuk siapapun yang merasa dirugikan dengan aksinya bersama warga Bali boleh melaporkan dirinya ke polisi. Jerinx mengaku tak masalah.

"Jika ada yg merasa dirugikan silahkan tempuh jalur hukum," tutur Jerinx. "Saya gak punya beking orang kuat selain istri saya. Jika anda benar, saya pasti sudah/akan dipenjara kok."

Di akhir postingannya, Jerinx mengucapkan terima kasih untuk semua warga Bali yang sudah ikut aksi Bali tolak rapid dan swab test. Jerinx mengingatkan untuk segera bisa jumpa lagi dalam aksi berikutnya. "Bagi kawan-kawan yang hadir, terima kasih. Jumpa lagi di aksi berikutnya!" tutup Jerinx.

Aksi Jerinx dan beberapa warga Bali menolak rapid dan swab test ditanggapi oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI menilai aksi tersebut merupakan sebuah pandangan yang salah.

"Jadi itu karena salah paham masyarakat, itu terjadi di mana-mana pada waktu wabah atau disangka wabah yang menakutkan masyarakat. Itu terjadi juga pada waktu HIV. Intinya, sikap masyarakat yang salah karena salah pemahaman," ucap Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban mengutip dari detikhot, Senin (27/7).

(wk/lara)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru