Doktor dari Selandia Baru Beber 'Cela' Susi Pudjiastuti Hingga Tak Lagi Dipilih Jadi Menteri
Instagram/susipudjiastuti115
Nasional

Fabio Scarpello Ph.D dari Auckland University, Selandia Baru membeberkan hasil studi ilmiahnya soal alasan mengapa Susi Pudjiastuti tak lagi dipilih menjadi Menteri KKP di Kabinet Indonesia Maju.

WowKeren - Tidak dipilihnya Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo jelas memicu tanda tanya banyak pihak. Pasalnya sang "Penguasa Lautan" dikenal banyak memberikan kontribusi positif selama menjabat sebagai Menteri KKP.

Memang tak ada penjelasan pasti dari pihak-pihak terkait soal lengsernya Susi ini. Namun baru-baru ini pengajar politik dan hubungan internasional Universitas Auckland, Selandia Baru, Fabio Scarpello Ph.D membeberkan hasil studi ilmiahnya tentang Susi.

Scarpello mengaku mewawancarai sejumlah pejabat kementerian, kelompok nelayan, pelaku bisnis, pegiat lembaga swadaya masyarakat (LSM), politikus, hingga Susi sendiri. Ditambah dengan berbagai bacaan terkait selama 2018-2019, Scarpello pun membeberkan hasil penelitiannya.

Yang pertama adalah perihal gaya kepemimpinannya yang keras. Susi tanpa takut menumpas para pelaku penangkapan ikan ilegal, hingga tagline "tenggelamkan" begitu melekat pada sosok sang menteri.

Dengan gaya kepemimpinannya, ia memang berhasil menurunkan tingkat penangkapan ilegal sampai 90 persen. Namun hal ini berimbas pada munculnya koalisi anti-Susi yang berencana untuk menggulingkan sang menteri nyentrik dari singgasana.


Koalisi ini pun bangkit, mereka tersusun dari beberapa pihak mulai dari "atasan" seperti dewan legislatif, sampai kelompok sipil dan asosiasi perikanan. Bukan berarti semua mafia perikanan, namun kebijakan Susi yang melarang kapal buatan asing pada 2016 lalu lah yang menjadikan sang menteri musuh bersama.

Susi kala itu menerapkan hukuman dan pencabutan izin operasi kepada seluruh perusahaan dengan kapal asing tanpa pandang bulu. Sanksi ini tak hanya mengenai mereka yang memang membawa masuk kapal asing secara ilegal, yang melakukan pelanggaran "ringan" pun ikut tersentil.

Mereka mencoba bernegosiasi dengan Susi, yang akhirnya gagal. Alhasil diambillah cara lain seperti melobi politikus hingga menyerang imej sang menteri lewat berbagai cara.

Langkah ini terbukti ketika larangan penggunaan cantrang ala Susi dimentahkan oleh Jokowi. Instruksi tegas Jokowi yang masih memberikan kesempatan penggunaan cantrang membuat citra politik Susi sebagai penentang pukat tersebut rusak.

Lalu Susi sendiri juga cenderung "berkelompok" dengan pihak-pihak tertentu di kementerian yang dianggapnya tak memiliki visi dan misi yang sama. Namun "kesalahan" terbesar Susi adalah pada sikap kerasnya berusaha membabat habis penangkapan ikan ilegal hingga mengorbankan kesejahteraan nelayan.

Kesatuan Nasional Tradisional Indonesia (KNTI) yang awalnya mendukung Susi pun perlahan-lahan "menjauh". Dan di lingkup kabinet sendiri Susi makin terisolir usai bertikai dengan Menko Luhut Binsar Pandjaitan dan Wapres Jusuf Kalla.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait