Jadi Terapi Mujarab Pasien, Penyintas COVID-19 Bisa Donor Plasma Darah 2 Pekan Sekali
Health

PMI mengimbau pasien sembuh COVID-19 untuk menyumbangkan plasma darahnya karena sejauh ini memberi reaksi positif dalam terapi pengobatan. Penyintas bisa mendonorkan plasmanya 2 pekan sekali.

WowKeren - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan belum ada obat yang dikonfirmasi benar-benar efektif untuk menyembuhkan pasien COVID-19. Namun sudah ada beberapa terapi penyembuhan yang dianggap memberi progres baik untuk mengobati pasien COVID-19, salah satunya terapi plasma konvalesen.

Sebagai informasi, plasma darah konvalesen ini didonorkan oleh pasien sembuh COVID-19. Namun berbeda dengan proses donor darah, rupanya penyintas COVID-19 bisa menyumbangkan plasma konvalesennya dalam jangka waktu dua pekan sekali.

"Terapi plasma konvalesen ini sudah banyak menolong pasien COVID-19," ungkap Kepala Unit Donor Darah PMI Solo, Kunti Dewi Saraswati, Selasa (20/10). "Sebenarnya terapi ini bukan pengobatan utama, hanya tambahan saja sifatnya."

Menurut Kunti, terkandung zat antibodi di dalam plasma darah yang didonorkan dan bisa mengobati pasien COVID-19 dengan kondisi moderate dan severe. Dan dalam proses pendonorannya nanti pun yang diambil hanya plasmanya alih-alih seluruh bagian darahnya, sehingga prosedur bisa diulang setiap 2 pekan.


"Kami hanya mengambil plasma darahnya," terang Kunti, dilansir dari Tempo, Rabu (21/10). "Bisa donor dua pekan sekali."

Plasma darah itu kemudian dibekukan di mesin yang dimiliki oleh PMI dan disebut mampu bertahan selama satu tahun. Sebelum diberikan kepada pasien yang memerlukan, plasma konvalesen itu akan diencerkan terlebih dahulu.

Di sisi lain, berbagai terapi untuk mengatasi pandemi COVID-19 terus dikembangkan. Namun sejauh ini belum ada yang sudah dinyatakan efektif oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun BPOM.

Indonesia sendiri selain mengembangkan obat, terutama dari bahan-bahan herbal, juga tengah merancang vaksin. Bertajuk Vaksin Merah Putih, vaksin yang dikembangkan oleh LBM Eijkman itu diproyeksikan siap edar pada Kuartal III-2021 oleh Menteri Riset dan Teknologi / Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.

"Tapi harapannya kalau lancar paling cepat Triwulan III-2021, Vaksin Merah Putih sudah bisa tersedia dalam jumlah besar dan mulai bisa divaksinasi," terang Bambang, Selasa (20/10). "Karena bagaimanapun kita harus mengikuti protokol mengenai vaksin ini secara disiplin dan ketat."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru