Shandy Aulia menceritakan bagaimana rasanya menjadi orang yang dibesarkan di tengah keluarga broken home. Rupanya, situasi itu justru menanamkan mindset bijak di kepalanya terkait pernikahan.
- Ruth Meliana
- Sabtu, 21 November 2020 - 11:43 WIB
WowKeren - Shandy Aulia baru-baru ini menceritakan masa lalunya yang besar dari keluarga broken home. Ia mengaku kerap merasa sedih setiap melihat foto keluarga orang lain yang terlihat utuh dan bahagia. Pasalnya, ia tidak pernah bisa merasakan indahnya foto keluarga.
Pengakuan bintang film "Eiffel... I'm In Love" ini diungkapkan saat bertemu dengan Ashanty dan Aurel Hermansyah di akun YouTube-nya. Dalam perbincangan itu, ia menceritakan orangtuanya memutuskan untuk berpisah saat dirinya masih kecil.
"Walaupun orangtua berpisah tapi kamu (Aurel) sudah banyak memori walaupun ada yang baik ada yang buruk," ujar Shandy Aulia dikutip dari akun YouTube-nya, Sabtu (21/11). "Kalau aku itu enggak, jadi benar-benar melek aku cuma lihat Mama."
Dalam kesempatan ini, Shandy juga turut menyinggung hidupnya memiliki kesamaan dengan Aurel. Seperti yang diketahui, Aurel sendiri juga harus menyaksikan perpisahan orangtuanya, yakni Anang Hermansyah dan Krisdayanti saat masih kecil.
"Aku merasa dulu waktu masih SD ya, se-Aurel dulu kalau main ke keluarga orang terus lihat foto keluarga satu, (mata) bisa berkaca-kaca," kenang Shandy. "Gue bisa sedih, gue enggak punya foto keluarga."
Walau begitu, ibu satu anak ini justru bisa memetik hikmah dari perceraian orangtuanya. Ia justru sama sekali tidak takut dengan konsep pernikahan. Menjadi anak broken home telah membuat pemikiran Shandy semakin dewasa dan bijak. Ia bahkan memiliki mindset penuh harapan dan impian saat membangun bahtera rumah tangga bersama sang suami, David Herbowo.
"Makanya begitu aku growing, remaja, dewasa, satu mindset aku kalau berkeluarga, aku sudah punya impian, harapan, seperti ini, seperti ini," ungkap wanita berusia 33 tahun ini. "Yang paling penting kita ambil dari our parents kita yang positifnya saja, yang negatif jangan diadopsi."
(wk/lian)
