Fiersa Besari kembali mengenang momen indah karya pertamanya mendapat respons positif dari para pembaca. Bahkan karya tersebut membuatnya mendapat royalti hingga Rp ratusan juta.
- Amelia Nur Fatimah
- Senin, 10 Mei 2021 - 14:36 WIB
WowKeren - Fiersa Besari berbagi cerita mengenai perjuangannya untuk menjadi seorang penulis. Fiersa pun mengaku naskah bukunya yang berjudul "Garis Waktu" sempat ditolak berulang kali olah para penerbit. Saat dirinya sedang melakukan pekerjaan lain untuk bertahan hidup, Fiersa malah dihubungi oleh salah satu editor dari penerbit ternama.
"Mbak Lia berkata bahwa penerbit mediakita tertarik dengan tulisan-tulisan pendek yang sering saya cuitkan di Twitter. Mbak Lia bertanya, apakah saya punya naskah yang bisa dia baca? Dengan penuh semangat, saya serahkan anak saya, 'Garis Waktu'," tulis Fiersa di Instagram Story-nya pada Minggu (9/5).
"Waktu kembali berlalu, saya sudah siap untuk kembali ditolak. Ketika pada suatu hari Mbak Lia berkata bahwa mediakita setuju untuk menjadikan 'Garis Waktu' buku, dengan catatan, banyak yang harus direvisi. Dari sana, kami terus berdiskusi, hingga akhirnya 'Garis Waktu' lahir di penghujung 2016," sambungnya.
Ketika karyanya perdana terbit, Fiersa tentu tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Apalagi ketika buku tersebut menjadi best seller. Kebahagiaan Fiersa makin lengkap ketika ibu sang pacar yang kini sudah jadi istrinya seolah memberi lampu hijau atas hubungan mereka.
Fiersa pun akhirnya mendapat hasil dari perjuangan dan kerja kerasnya. Dari hasil penjualan buku "Garis Waktu" Fiersa mengaku mengantongi Royalti hingga Rp ratusan juta.
"Karena sistem royalti buku itu biasanya dibayar per setengah tahun sekali, saya baru mendapatkan royalti pertama pada tahun 2017. Begitu beres ditransfer, saya langsung kaget. Baru pertama kalinya ngelihat rekening sendiri nampung duit sampai ratusan juta wkwk. Bayangkan, dari bertahan hidup dengan 12 juta, langsung dijeblakin duit segitu banyak," sambungnya.
Dua hal yang langsung dilakukan Fiersa setelah mendapat uang tersebut. Membayar sebagian hutang yang ditinggalkan mendiang ayah dan memberangkatkan sang ibu ke Tanah Suci.
"Apa langsung foya-foya? Enggak. Dua hal yang langsung saya lakuin: Pertama, membayar sebagian utang bapak. Kedua, memberangkatkan ibu ke Tanah Suci," pungkasnya.
(wk/amel)
