Sri Mulyani Ungkap Fenomena 'Pengancam Dunia' Selain COVID-19, Jadi Penentu Pemenang dan Pecundang
Facebook/smindrawati
Nasional

Sang Menteri Keuangan menegaskan pandemi COVID-19 bukan satu-satunya ancaman, atau bahkan ancaman terakhir, yang harus dihadapi dunia. Fenomena ini akan menentukan kelanjutan sebuah negara.

WowKeren - Dunia saat ini sedang dihadapkan dengan pandemi COVID-19. Namun menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pandemi COVID-19 bukan satu-satunya fenomena global yang memiliki konsekuensi besar terhadap semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

Sri Mulyani bahkan menilai 3 fenomena global itu bisa mendefinisikan apakah sebuah negara akan menjadi pemenang alias winner, atau malah menjadi pecundang atau loser. Lantas apa saja ketiga fenomena yang dimaksud Sri Mulyani?

Ketiganya ternyata adalah pandemi atau fenomena kesehatan, perubahan iklim alias fenomena lingkungan, serta digitalisasi yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. "Tiga fenomena itu adalah tiga hal yang menyapu dunia," ujar Sri Mylyani dalam sebuah webinar, Selasa (19/10).

"Yang akan memengaruhi dan menentukan sebuah negara," imbuh sang bendahara negara. "Apakah dia akan menjadi sebuah negara pecundang atau menjadi pemenang atau winner."

Fenomena pertama, pandemi, menurut para ahli adalah masalah yang tidak akan pernah selesai alias datang berkali-kali. "Pandemi COVID-19 bukanlah yang pertama kali dan bukan yang terakhir kali," tegas Sri Mulyani.


"Artinya seluruh bangsa dan Indonesia harus menyadari," sambung mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. "Bahwa fenomena ancaman seperti terjadinya pandemi tidak akan selesai atau tidak akan jadi pertama kali atau terakhir kali."

Karena itulah kini negara berlomba-lomba untuk melakukan reformasi di bidang kesehatan, supaya ke depannya lebih siap bila menghadapi ancaman pandemi seperti sekarang. Pasalnya masalah di bidang kesehatan pun memberi konsekuensi luar biasa terhadap keuangan sebuah negara.

Kemudian untuk fenomena perubahan iklim, dijelaskan Sri Mulyani mempunyai konsekuensi yang sama dahsyatnya. Karena itulah, seluruh negara harus kompak bekerja sama menghadapi perubahan iklim yang ada, seperti dengan memaksimalkan teknologi serta sumber daya yang lebih ramah lingkungan.

"Ini tantangan yang sangat pelik karena membutuhkan desain, policy, mengubah dari sisi kegiatan ekonomi dan masyarakat, entah investasi, konsumsi," kata Sri Mulyani. "Yang lebih menyadari peranan untuk menjaga lingkungan dan mencegah perburukan climate change."

Sementara untuk fenomena digitalisasi, menurut Sri Mulyani, Indonesia sudah memiliki "nilai lebih". Pasalnya secara demografi Indonesia sudah unggul, sehingga tinggal generasi milenial Tanah Air berkontribusi untuk memberikan inovasi dan mengeksplorasi teknologi digital.

"Indonesia secara demografi sebagian besar masyarakatnya merupakan segmen masyarakat muda. Itu suatu advantages karena dengan demografi mereka lebih mampu beradaptasi," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru