Marshanda Derita Tumor Payudara, Kisah Pilu Tulis Surat Tentang Kematian Saat Depresi Terkuak
Instagram/marshanda99
Selebriti

Marshanda sedang disorot saat mengungkap kabar dirinya menderita tumor payudara. Disaat bersamaan, Marshanda mengaku sempat mengalami depresi berat dan menulis surat perpisahan buat sang adik tercinta.

WowKeren - 30 Mei menjadi momen penting dalam hidup Marshanda. Secara mengejutkan, ibu satu anak itu mendadak membongkar fakta dirinya didiagnosa menderita tumor payudara.

Dengan wajah dihiasi senyuman tegar, Marshanda mengungkap kalau dirinya sudah siap jika meninggal. Ia saat ini berada di Singapura untuk memeriksakan kondisinya.

"Gue sudah bertanya sama om gue, mantan suami gue, kalau mau meninggal yang disebut La Ilaha illallah, iya kan? So I'm prepared, gue bawa mukena, sejadah ke Singapura," katanya.

Yang menarik, pernyataan Marshanda terkait kesiapannya meninggal dunia itu juga ia bahas saat dirinya muncul di podcast Uya Kuya. Saat ngobrol bersama Uya, Marshanda mengungkap sudah menulis sebuah surat perpisahan.

Awalnya, Marshanda yang dulu didiagnosa menderita bipolar tersebut mengaku mengalami depresi berat. Di titik terendah, Marshanda mendadak mengaku sudah menyiapkan surat berjudul "Let Me Go". Surat itu seolah menjadi pertanda dirinya pamitan kepada orang terdekat yang tak lain adalah sang adik.


"Fase terparah dengan kondisi aku ini ya, aku gak pernah sih punya niat untuk commit suicide, gak. Tapi aku pernah depresi banget sebelum aku sadar kayak 'Ca lo tuh harusnya udah stop jangan maksain dan lo minta naikin dosis sekarang juga, telepon psikiater lo," seru Marshanda. "Terus aku sempat di satu poin yang aku tulis surat judulnya ‘Let Me Go’. Tadinya aku mikir gak mau dikirim ke siapa-siapa, cuma gue mikir kalau udah kejadian siapa yang mau baca kalau ada di notes hape gue doang, ke-lock pula gitu kan."

Instagram

Isi Surat Marshanda

Akhirnya ia mengirim surat tersebut via email pada sang adik. Ia kemudian membacakan terjemahan surat yang ia tulis dalam bahasa Inggris itu.

"Mengapa aku merasa ingin mengakhiri hidup saat diberi label sebagai gejala penyakit mental. Tidakkah kamu semua melihat, kita semua akan lebih bahagia di sisi lain kan?" kata Marshanda. "Mengapa memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup harus dilabeli sebagai hal yang berbahaya. Apa kalian bisa melihat? Setidaknya aku akan menjadi serpihan saat aku hilang. Kenapa kalian tidak bisa menerima aku."

Marshanda dalam suratnya juga mengungkap kalau kematian adalah siklus yang akan dilalui semua orang termasuk juga dirinya. Ia juga meminta agar orang terdekat tak perlu khawatir atau berusaha mencoba menyelamatkannya.

"Bahwa mati adalah bagian dari siklus. Selain itu adalah bagian dari anugerah yang indah. Siapa pun bisa mengalami. Apa kamu pernah mendengar cerita yang indah tentang orang-orang yang mengalami mati suri? Bukan itu sangat indah? Apa lagi itu untuk aku, aku percaya aku akan lebih bahagia di sana," kata Marshanda. "Jangan membaca surat ini dan bilang aku telah bunuh diri, jangan berpikir bahwa aku bukanlah orang yang seperti itu. Kita berdua tau bahwa aku bukan seperti itu, tapi saat waktu itu akan datang aku memintamu untuk jangan khawatir soal aku. Aku sudah melakukan bagianku, aku sudah puas dengan hidup aku dan tidak ada hal yang aku sesali. Aku memintamu dengan baik untuk hargai pilihan aku, untuk kamu untuk tidak menyelamatkanku. Untuk menghargai pilihan aku untuk pergi ke tempat yang tenang, aku tidak akan khawatir jika aku sedang kritis. Senyumlah dan lepaskan aku, kamu akan merindukanku dan ingat aku baik-baik aja. Aku ada di tempat yang paling indah sekali."

Marshanda mengungkap jika surat tersebut ia tulis saat sedang terpuruk dan membuatnya merasa lebih damai. Namun ia tak ada niatan bunuh diri dan berusaha menyembuhkan depresi tersebut dengan berkonsultasi pada psikiater.

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait