Dipopulerkan Jeje Citayam, Kata Slebew Ternyata Mengandung Unsur Porno Hingga Diblokir Kominfo
Instagram
Selebriti

Kak Seto selaku psikolog anak ikut mengomentari mengenai viralnya kata 'slebew' yang ternyata memiliki arti negatif. Bahkan Kominfo dengan tegas sudah memblokir kata yang dipopulerkan oleh Jeje Citayam tersebut.

WowKeren - Kata "slebew" seolah sudah menjadi jargon yang melekat pada diri Jeje, remaja yang viral berkat fenomena Citayam Fashion Week. Ia yang mempopulerkan kata "slebew" dan ramai diikuti oleh para artis Ibukota.

Namun tahukah kalian bahwa "slebew" sendiri rupanya merupakan kata yang mengandung makna senonoh. Jika ditelusuri di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maupun kamus Bahasa Inggris, kata "slebew" tidak dapat ditemukan. Sedang dalam mesin pencarian Google, "slebew" terdeteksi sebagai kata yang bermakna tidur nyenyak.

Namun jika dicari tahu lebih jauh lagi, banyak yang menyebut jika "slebew" memiliki arti yang kurang pantas karena ada kaitannya dengan konten berbau pornografi. Bahkan terkuak fakta baru kalau kata "slebew" termasuk yang diblokir oleh Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informasi).

Kata "slebew" dikategorikan sebagai bahasa slang atau bahasa gaul yang berkaitan dengan konten pronografi. Kosakata tersebut digunakan untuk memperhalus istilah dewasa yang merujuk pada seks, mesum, dan pornografi. Nyatanya, kata "slebew" sudah pernah populer pada tahun 2011 silam.


"Slebew" memang tidak memiliki makna yang spesifik karena kata tersebut memang hanya digunakan sebagai ungkapan yang lebih halus terkait konten-konten vulgar. Situs FP Darkside of Dimension juga sempat mengulas kata "slebew" ini dalam kategori hal-hal yang berbau pornografi tapi dipelesetkan agar tidak terdengar menjijikan. Oleh karena itu, alangkah lebih bijak dalam penggunaan kata "slebew" karena dapat menyebabkan kesalahpahaman.

Psikolog anak, Kak Seto pun turut menanggapi perihal meledaknya kata "selebew" ini yang ternyata memiliki makna kurang baik. Menurutnya, kata tersebut tidak cocok digunakan dalam tata bahasa usia anak-anak, termasuk Jeje Citayam yang masih di bawah umur.

"Bahasa anak muda atau bahasa remaja seperti itu kan tidak cocok untuk anak-anak. Contohnya begini di Surabaya, ada kata-kata janc*k lalu di Citayam itu ada kata (slebew) seperti itu. Tapi kan untuk konteks remaja itu sebagai bahasa pergaulan," terang Kak Seto.

Kak Seto menyinggung peran orangtua agar selalu mengawasi anak-anaknya dalam berperilaku dan bertutur kata. "Jadi kalau dipakai anak-anak dan didengar ayah ibunya kok anak kecil udah bicara begitu, sikap orang tua harusnya mengingatkan bahwa bahasa itu tidak diperbolehkan dan diberi pengertiannya," pungkasnya.

(wk/lara)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru