Denny Cagur ikut merasakan duka mendalam atas tragedi Kanjuruhan. Denny Cagur lantas datang ke keluarga korban Kanjuruhan sembari memberikan santunan dan hiburan.
- Dessy Novitasari
- Sabtu, 12 November 2022 - 13:17 WIB
WowKeren - Denny Cagur ikut merasakan duka mendalam atas tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10) lalu. Tragedi itu telah menewaskan lebih dari 130 orang. Bagi Denny, tragedi itu menjadi duka bagi seluruh dunia.
"Saya pribadi dan mewakili Rampai Nusantara menyampaikan duka cita mendalam, bukan duka kita saja, tapi duka seluruh dunia. Kejadian kemarin jadi kejadian terpuruk kedua di dunia dari jumlah korban, pertama di Peru," ungkap Denny Cagur.
Lelaki berusia 45 tahun ini kemudian memberikan hiburan kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Tak hanya menghibur, Denny Cagur juga memberikan santunan.
"Apa persamaan cinta dan sepak bola? Sama-sama enggak bisa menang kalau cuma berjuang sendirian. Karena cinta dan sepak bola sangat berhubungan erat, dalam sepakbola dan cinta sebaik-baiknya menjaga, akan ada orang yang berusaha merebutnya," kata Denny Cagur.
Selain itu, Denny Cagur berharap tragedi Kanjuruhan menjadi pelajaran bagi seluruh persepakbolaan di Indonesia. "Semoga bisa jadi pelajaran yang baik ke depan," ucap Denny Cagur.
"Baik bagi penyelenggara, petugas keamanan, dan pecinta sepakbola, semoga sepakbola kita lebih baik lagi," pungkas Denny Cagur. "Jika semuanya itu bisa lebih baik lagi, itu bisa jadi aliran pahala bagi korban."
Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan itu terjadi di akhir pertandingan Arema FC dan Persebaya. Hasil pertandingan 2 Arema FC dan 3 Persebaya itu pun membuat penonton turun ke lapangan.
Di waktu bersamaan, penonton semakin banyak yang turun ke lapangan. Sehingga sejumlah anggota polisi mulai menembakkan gas air mata. Tujuh tembakan ke arah tribune selatan, satu tembakan ke arah tribun utara dan tiga tembakan ke arah lapangan.
Tembakan itu lantas membuat seluruh penonton di tribun merasa panik. Penonton akhirnya berusaha keluar dari stadion secara serentak. Banyak muncul korban yang mengalami patah tulang, trauma dan meninggal dengan mengalami afeksia.
(wk/dess)
