Klarifikasi Soal Kritik RS di Indonesia, Kiky Saputri: Aku Kan Rakyat Boleh Curhat Dong
Instagram/kikysaputrii
Selebriti

Komika Kiky Saputri menjelaskan awal mulai ia memberikan kritik terhadap rumah sakit di Indonesia. Kiky meluapkan uneg-uneg usai melihat banyak netizen yang juga curhat terkait pelayanan rumah sakit di Indonesia.

WowKeren - Kiky Saputri sempat diserang karena memberikan kritik terhadap rumah sakit Indonesia. Kekinian, Kiky memberikan klarifikasi terkait kritik yang disampaikannya tersebut.

Kala tampil di program "FYP" yang tayang di TRANS7 pada Selasa (14/3), Kiky menjelaskan awal mulai ia memberikan kritik terhadap rumah sakit Indonesia. Hal itu bermula dari akun Twitter Presiden Joko Widodo yang menyoroti banyaknya orang Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.

"Kan awalnya itu kan karena aku main Twitter. Pak Jokowi tuh nge-tweet tentang 2 juta orang Indonesia masih berobat ke luar negeri, blablabla gitu. Terus banyak tuh di bawahnya (tweet) Pak Jokowi yang pada curhat, 'Ya gimana enggak pak? Bapak saya di Indonesia divonis sama tiga rumah sakit katanya gagal jantung, harus pasang ring. Pas saya ke Penang ternyata cuma sakit GERD, asam lambung. Alhamdulillah bapak saya enggak mesti pasang ring'. Gitu kan? Banyak yang curhat," beber Kiky.

Melihat banyaknya netizen yang curhat, Kiky pun ikut meluapkan uneg-uneg terkait rumah sakit Tanah Air. Komika tersebut lantas bercerita soal mertuanya yang sempat didiagnosa stroke kuping di Indonesia.

"Aku kan rakyat, aku juga boleh curhat dong. Mana kejadiannya baru kemarin, yang pas Khairi Aa telepon lagi di Singapore itu lagi nemenin ibunya berobat ke sana. Karena udah seminggu di Indonesia didiagnosisnya adalah, ada istilahnya, ah susah pakai bahasa Inggris gitu ya, tapi dibilangnya stroke telinga," beber Kiky.


Lebih lanjut, Kiky membeberkan bahwa dokter di Singapura menyebut mertuanya bukan terkena stroke telinga, melainkan flu. Curhatan Kiky di Twitter tersebut kemudian sempat menimbulkan perdebatan di kalangan dokter Tanah Air.

"Diperiksa sama dokter di sana, dibilangnya ya pakai bahasa Melayu campur English kan di sana, dibilang 'No lah'. Ibaratnya kalau kita ngomong, 'Ini mah mana ada stroke telinga. Bukan karena stroke telinga, ini mah karena flu'. Gitu. Terus dokter-dokter di Indonesia berdebat, 'Ada kok stroke telinga'. Kan bukan aku yang ngomong ada atau tidak stroke telinga," jelas Kiky.

"Tapi ada dokter yang bilang, 'Saya baru dengar stroke telinga'. Lah, dokternya baru dengar, apa kabar saya," lanjut Kiky.

Sementara itu, Kiky menegaskan bahwa yang penting bukanlah perdebatan mengenai ada tidaknya stroke telinga. Ia hanya berharap agar pelayanan rumah sakit di Indonesia bisa lebih ditingkatkan dan diperbaiki.

"Intinya sebenarnya bukan ada atau tidaknya stroke telinga. Tapi bagaimana cara IDI beserta pemerintah memperbaiki kualitas pelayanan rumah sakit," tukas Kiky.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru