
Deddy Corbuzier mengundang Tim Taman Safari untuk hadir di podcastnya terkait isu penyiksaan pada para pemain sirkus (OCI). Deddy sebelumnya juga sudah mendengar kisah ngeri eks pemain sirkus yang mengklaim sebagai korban.
- Ria Susilo Wardhani
- Jumat, 18 April 2025 - 18:37 WIB
WowKeren - Deddy Corbuzier agaknya perlihatkan kepedulian atas dugaan kekejaman dan pelecehan terhadap para pemain sirkus OCI (Oriental Circus Indonesia). Deddy pun berniat mengundang Tim Taman Safari untuk speak up soal masalah yang kabarnya sudah terjadi sejak lama itu.
"Surat Terbuka untuk Taman Safari. Saya mau angkat dari dua sisi... Saya harap pihak anda bersedia.. Karena kalau betul ini kejadian kejahatan luar biasa, tapi kalau tidak.. Maka harus di angkat secara tuntas.. Let's talk," kata Deddy pada 18 April.
"Menurut saya berita ini seram banget. Ini berita tentang eks pemain sirkus OCI Taman Safari mengaku dieksploitasi, dirantai, dipisahkan dari orangtua dan anak. Hingga dijejali kotoran gajah," kata Deddy. "Saya mau tanya ini apa yang terjadi?"
"Saya dirantai, dipukuli pakai balok, pakai rantai gajah. Supaya saya tidak kabur, dalam keadaan hamil. Yang mukuli FM, pemilik," kata Butet, eks pemain yang dulu hamil karena ada hubungan dengan karyawan Taman Safari di masa lalu dan dianggap melanggar aturan. "Saya nggak berani (lari)."
Sang pengacara, Soleh, mengungkap jika Komnas HAM sudah mendapat laporan dugaan eksploitasi yang dilakukan oleh OCI dan Taman Safari. "Jadi kalau sekarang Taman Safari tidak mengakui, ini ada bukti. Tahun 1997 sudah di Komnas HAM. Dari Komnas HAM ada rekomendasi terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia, 1 anak-anak dieksploitasi, 2 dipisahkan dari orangtuanya. Dari kecil direkrut, ada yang mengatakan dulu dikasih uang Rp300ribu. Rata-rata dari keluarga tidak mampu, janjinya disekolahkan," kata Soleh.
Deddy lantas menanyakan soal kisah pemain yang pernah dijejali kotoran gajah. Butet sebagai mantan pemain menceritakan jika ia pernah mengalami hal itu di usia masih 11 tahun.
"Saya mau tanya tentang penyiksaan ini. Kalau memang benar, penyiksaannya apa?" tanya Deddy. "Dipukul, kalau latihan pasti dipukul," kata Butet. "Katanya ada yang dijejali kotoran gajah?" seru Deddy. "Itu saya, waktu itu saya 11 tahun. Saya ambil makanannya bos, daging empal. Terus langsung ketahuan, dijejelin tai gajah. Dipegangin sama pembantu, akhirnya masuk, saya makan. Teman-teman nggak ada yang berani," seru Butet sambil menangis. "Maaf saya tahu ibu pasti sedih sekali, ini padahal kejadiannya sudah lama," kata Deddy. "Trauma masih ada, kalau ditanya saya mesti nangis. Kenapa bicara, karena sekarang banyak teman, saling mendukung, ada keberanian," seru Butet.
Vivi juga ungkap penyiksaan yang ia alami dan tak kalah memilukan. Saat itu, Vivi mengaku pernah disetrum memakai setrum gajah di area alat kelaminnya.
"Saya disetrum di alat kelamin," kata Vivi menangis. "Apa?" ujar Deddy tak percaya. "Sama badan, saya disetrumin karena saya pernah melarikan diri," ujarnya sambil menangis. "Saya minta maaf juga akhirnya jadi keingat lagi, tapi tujuan kita kan memang memberitahukan apa yang terjadi," seru Deddy.
Sementara itu, Toni Sumampau selaku salah satu pemilik menyangkal tudingan penyiksaan. Ia juga mengungkap jika anak-anak yang direkrut itu diambil dari tempat prostitusi di Kalijodo, Jakarta.
"Sama sekali tidak benar. Kalau memang itu benar kejadiannya, sejak tahun 1997 kan sudah ada yang melapor. Tuduhan dipukul pakai besi itu jelas tidak masuk akal. Bisa meninggal orang dipukul pakai besi. Ini fitnah. Kami rawat mereka dari bayi. Membesarkan mereka bukan perkara mudah, bahkan ada suster yang khusus menjaga mereka," kata Toni. "Saya ingat pernyataan Komnas HAM dulu, mengatakan langkah kami sudah bagus karena memberi mereka kehidupan yang sehat. Kalau tidak kami tampung, mungkin mereka sudah tidak ada sekarang. Siapa yang mau menghidupi mereka sejak bayi? Sekarang setelah dewasa, kenapa tidak berterima kasih?"
(wk/riaw)