Lagu 'Sunset di Tanah Anarki' yang di-cover oleh Via dinilai WAMI bukan pelanggaran hak cipta terhadap SID.
- Eva Ayu Rahmawati
- Kamis, 15 November 2018 - 14:58 WIB
WowKeren - Belum lama ini, Via Vallen menerima "sentilan" dari Jerinx Superman Is Dead (SID). Jerinx mengkritik pedas Via lantaran meng-cover lagu "Sunset di Tanah Anarki" milik SID tanpa izin.
Selain itu, Via juga dituding Jerinx telah memperkaya diri dengan mengomersialkan DVD cover lagu "Sunset di Tanah Anarki". Meski begitu, drummer SID tersebut mengaku tak menuntut royalti dari pihak Via.
Namun, Via telah memberikan klarifikasi bahwa ia tak pernah mengomersialkan lagu tersebut dan telah meminta maaf. Tak hanya itu, Via juga meminta bukti dari Jerinx atas tuduhannya tersebut. Permasalahan Via dan Jerinx pun ikut ditanggapi oleh pihak Wahana Musik Indonesia (WAMI) yang mengurusi royalti dah hak cipta.
Menurut Wakil Ketua WAMI, Irfan Aulia Irsal, menilai bahwa Via tidak melanggar hak cipta saat meng-cover lagu "Sunset di Tanah Anarki". Gitaris band Samsons ini juga menilai beredarnya cover lagu tersebut di luar kuasa Via.
"Saya menilai Via Vallen tidak melanggar hak cipta dalam konteks ini ya," ungkap Irfan dilansir CNN Indonesia pada Senin (12/11). "Selama Via menyanyikan seperti apa yang ditulis dan notasinya tidak diubah secara signifikan, harusnya enggak melanggar ya. (Pendapat) ini dari apa yang saya baca."
Selanjutnya, Irfan menasihati Via untuk meminta izin terlebih dahulu kepada SID, sebelum menyanyikan lagu "Sunset di Tanah Anarki". Meski tak diwajibkan, Via seharusnya memiliki etika hak cipta untuk menghormati pemilik lagu tersebut.
"Secara etika, Via Vallen itu harusnya berizin kepada Jerinx dan kawan-kawan kalau memang sering menggunakan lagunya. Itu yang disebut etika hak cipta," sambung Irfan. "Ketika sudah bicara izin, baru kita bicara (hak) ekonomi."
Belum usai, Irfan juga mengatakan bahwa SID berhak menerima royalti dari pihak penyelenggara dimana Via menyanyikan lagu "Sunset di Tanah Anarki". "Lagu-lagu yang dinyanyikan Via Vallen itu juga harus dibayarkan oleh si promotor tersebut, di mana salah satunya itu adalah 'Sunset di Tanah Anarki'. Di seluruh dunia peraturannya seperti itu," tutup Irfan.
(wk/evaa)
