Warga Pesisir Lampung Mengungsi Dengar Gemuruh Hingga Isu Tsunami Susulan
Nasional

Sudah bekerja sama dengan badan Geologi, BMKG juga memberikan penjelasan mengenai suara gemuruh yang didengar oleh sebagian warga Lampung.

WowKeren - Bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12) kemarin masih terus mendapatkan perhatian. Diketahui, tsunami yang menewaskan 429 orang tersebut menerjang beberapa kawasan termasuk daerah pesisir Lampung.

Meski telah kembali ke rumah masing-masing, pada Rabu (26/12) dini hari, beberapa warga dikabarkan kembali ke pengungsian setelah mendengar adanya isu tsunami susulan. Selain itu, mereka juga mendengar beberapa bunyi gemuruh.

"Saya kembali lagi, karena dengar kabar nanti malam ada tsunami jam 01.00 WIB makanya saya kembali lagi mengungsi," ujar Putri, seorang pengungsi, dilansir CNN Indonesia pada Rabu (26/12). Putri menyatakan bahwa dirinya lebih memilih kembali mengungsi ke kantor Gubernur yang berada di daratan tinggi dan jauh dari laut.

Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai suara gemuruh yang didengar oleh sebagian warga Lampung. BMKG menjelaskan bahwa suara gemuruh tersebut datang dari aktivitas Gunung Anak Krakatau.


Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau masih terus terjadi di hari keempat pasca terjadinya tsunami. "Saat ini yang tercatat adalah getaran tremor atau seismik yang berpusat di Selat Sunda," jelas Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan badan geologi untuk memantau adanya gempa-gempa yang muncul akibat aktivitas vulkanik. Diketahui, seperti peristiwa tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu yang dipicu longsoran dalam laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Maka kami berkoordinasi dengan badan geologi untuk ikut bergabung memantau gempa-gempa vulkanik," lanjut Dwikorita. "Sebenarnya mereka masih punya alat pemantau, tapi harus tetap didukung sehingga BMKG menambah peralatan yang seharusnya diset khusus gempa tektonik, kami ubah sedemikian rupa untuk deteksi gempa vulkanik. Itu dipasang agar pantauan vulkanologi bisa lebih akurat dan tepat mendeteksi potensi tsunami."

Lebih lanjut, Dwikorita meminta warga tetap waspada lantaran gemuruh Gunung Anak Krakatau ini bisa memicu longsoran dan menyebabkan terjadinya tsunami susulan. "Tidak seluruh warga Lampung, melainkan mereka yang tinggal di pantai pesisir Selat Sunda. Kalau pantainya cukup tinggi, menjauh di luar 500 meter insyaallah sudah aman. Tapi kalau pantainya rendah minimal menjauh 1 kilometer," tutup Dwikorita.

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru