Tiongkok memberikan tenggat waktu 9 jam kepada seluruh maskapai untuk menarik operasi Boeing 737 MAX 8.
- Zodiak Yanuarita
- Senin, 11 Maret 2019 - 16:06 WIB
WowKeren - Kecelakaan pesawat kembali terjadi pada Ethiopia Airlines yang jatuh di wilayah tak jauh dari Addis Ababa. Beberapa menit setelah lepas landas, pesawat yang akan terbang menuju Nairobi, Kenya, ini hilang kontak dan akhirnya jatuh hingga menewaskan 157 penumpang beserta kru.
Diketahui, pesawat yang jatuh tersebut merupakan armada jenis Boeing 737 MAX 8. Adapun pesawat ini sama dengan pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang Oktober 2018 lalu.
Menyikapi hal ini, pemerintah Tiongkok menginstruksikan seluruh maskapai agar berhenti mengoperasikan Boeing 737 MAX 8. Di Tiongkok sendiri ada 96 armada ini yang dioperasikan oleh sejumlah maskapai.
Dilansir dari New York Times, Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (Aviation Adminsitration of China, CAAC) mengumumkan bahwa pihaknya menginstruksikan seluruh maskapai untuk berhenti mengoperasikan Boeing 737 MAX 8. Mereka akan diberi tenggat waktu hingga 9 jam sejak pengumuman tersebut disiarkan pada pukul 9 pagi, Minggu (10/3) setempat.
Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ikut menanggapi. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar pertemuan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Terkait langkah apa selanjutnya yang harus dilakukan oleh pemerintah, hal itu akan berdasarkan dari laporan yang akan digelar pada Selasa (12/3) besok.
"Saya akan besok pertemuan, tadi malam saya sudah bicara Menteri Perhubungan," kata Luhut di Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (11/3). "Kita akan dengar dulu beberapa laporan. Nanti akan tentukan bagaimana anu (sikap) pemerintah."
Mengenai apakah Indonesia akan menarik armada Boeing 737 MAX 8 seperti yang dilakukan oleh Tiongkok, Luhut mengatakan bahwa kemungkinan apapun bisa saja terjadi. Semuanya akan ditentukan setelah ia mendapat laporan dari pihak Kemenhub.
"Apa saja bisa, mungkin, tergantung laporan yang diterima," ujar Luhut. "Saya kira besok kita akan rapatkan itu dan bagaimana kita lihat."
Dari sejumlah penumpang, ada satu WNI yang juga ikut menjadi korban kecelakaan nahas tersebut. Ia adalah Harina Hafitz, seorang wanita yang merupakan salah satu staf World Food Program (WFP) dari Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB).
(wk/zodi)