KNKT Klarifikasi Soal Teriakan 'Allahu Akbar', Benarkan Ada Kepanikan Jelang Lion Air JT 610 Jatuh
Nasional

Hasil investigasi penyebab kecelakaan sudah 90 persen, KNKT sebut akan ungkap laporan pada bulan Agustus mendatang.

WowKeren - Misteri penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP mulai terungkap. Beberapa waktu yang lalu, Reuters mengungkap keterangan beberapa orang sumber soal rekaman suara yang terjadi antara pilot dan co-pilot menjelang peristiwa nahas pada 29 Oktober 2018 lalu.

Diberitakan sebelumnya, pilot dan co-pilot pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut seolah tengah menjawab soal ujian. Mereka juga disebut berusaha mencari tahu bagaimana cara mengatasi masalah pesawat lewat buku panduan. Terungkap juga jika co-pilot Harvino meneriakkan "Allahu Akbar" sebelum pesawat jatuh.

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggelar jumpa pers pada Kamis (21/3) untuk menjelaskan kabar yang beredar tersebut. Berdasarkan penjelasan KNKT, mereka membenarkan adanya kepanikan jelang pesawat tipe Boeing 737 MAX tersebut jatuh. Akan tetapi, KNKT coba mengklarifikasi adanya teriakan takbir dari co-pilot Harvino.

"Yang saya sampaikan adalah mereka bertanya apakah ada kepanikan, saya sampaikan ada kepanikan, tapi saya tidak sampaikan apa yang diteriakkan," terang Ketua Subkomita Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, pada Kamis (21/3). "Tapi saya tidak sampaikan ada (teriakan) Allahuakbar."


KNKT menegaskan jika rekaman CVR Lion Air tak pernah bocor ke publik. Kendati demikian, KNKT pernah memperdengarkannya kepada pihak Lion Air untuk kepentingan investigasi.

"Lion Air sudah kami persilakan mendengar. Kami beri kesempatan agar bisa memperbaiki bila ada kekurangan," sambung Nurcahyo. "Itupun tidak boleh direkam dan tidak membawa handphone. Lion pernah mendengarkan tapi tidak memiliki data".

Untuk saat ini, KNKT menyebut proses investigasi sudah mencapai 90 persen. Nantinya, seluruh hasil investigasi akan diungkap pada bulan Agustus mendatang.

"Kita sudah hampir, bisa dikatakan hampir 90 persen data yang diperlukan. Kita membahas arah analisanya seperti apa," tegas Nurcahyo. "Sekarang sudah mulai membagi tugas siapa akan mengumpulkan data apa. Nanti akan kita susun kita sampaikan dalam bentuk laporan. Setelah itu semua kita tulis akan menjadi draf laporan."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru