Sebelumnya, mahasiswi sekaligus model cantik bernama Vincentia Tiffani bertanya apakah Sandiaga mau menjadikannya sebagai istri kedua.
- Bertilia Puteri
- Senin, 25 Maret 2019 - 15:47 WIB
WowKeren - Ada momen menarik dalam cara peluncuran Rumah Siap kerja dan Pelatihan OK OCE di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang dihadiri oleh Sandiaga Uno pada Sabtu (23/3). Seorang mahasiswi cantik bertanya apakah Sandiaga bersedia untuk menjadikan dirinya sebagai istri kedua.
Sosok mahasiswi cantik tersebut rupanya seorang model sekaligus penyiar radio bernama Vincentia Tiffani. Video "lamaran" Tiffani pun lantas banyak dibagikan di media sosial.
Video tersebut bahkan telah sampai ke tangan istri Sandiaga, Nur Asia Uno. Istri Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 tersebut lantas memberikan reaksi terhadap lamaran Tiffani lewat akun Twitter pribadinya.
Nur Asia tidak menuliskan apa pun dalam unggahan Twitter-nya pada Minggu (24/3). Ia hanya mengunggah video "lamaran" Tiffani dengan caption emoji titik dua dan kurung tutup yang memiliki makna tersenyum.
— Nur Asia Uno (@nurasiauno) March 24, 2019
Reaksi Nur Asia kepada lamaran yang diberikan Tiffani tersebut lantas mengundang banyak reaksi dari warganet. Banyak yang berusaha mengartikan emoji senyum yang diberikan Nur Asia. Beberapa warganet justru menilai bahwa reaksi singkat Nur Asia justru terasa menakutkan alias "horor".
"Caption nya senyum sih.. tapi suasananya langsung mencekam," komentar akun @Sh***da. "Mpok Nur, yg sabar ya.. ini ujian, ntar 17April Tusuk bg @sandiuno biar rasa marahnya terlampiaskan," tambah akun @we***ek.
"Hayo loh, emak nur kasih senyum doang. Aman mak, kite jagein si babe," timpal akun @DO***F. "Ayo loh bang @sandiuno , tidur diluar 2 hari pokok nya dah," komentar akun @Pr***ns.
Di sisi lain, Sandiaga sendiri memberikan jawaban kepada Tiffani dengan berkelakar. Sandiaga mengatakan bahwa Nur Asia dapat "menghukumnya" apabila lamaran Tiffani ditanggapi secara serius.
"Gimana ibu-ibu?" tanya Sandiaga pada ibu-ibu yang hadir. "Dari pada nanti pulang dipukul sama Mak Nur, tiba-tiba disuruh dikunciin, enggak boleh masuk lagi ke rumah, dipukul pakai gagang sapu."
(wk/Bert)
