Lelah Banyak Ditanya Soal Susunan Kabinet, Jokowi: Jangan Ikut Campur
Nasional

Di hadapan para peserta Konferensi Hukum Tata Negara ke-6 di Istana Negara, Jokowi secara terang-terangan mengeluhkan banyaknya pihak yang bertanya soal susunan kabinetnya.

WowKeren - Susunan kabinet Presiden Joko Widodo pada periode keduanya ini memang mendapat banyak sorotan. Hal ini bahkan sampai membuat Jokowi mengeluh kala meresmikan pembukaan Konferensi Hukum Tata Negara ke-6 di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada hari ini (2/9).

Di hadapan para peserta, Jokowi secara terang-terangan mengeluhkan banyaknya pihak yang bertanya soal susunan kabinetnya. Apalagi, pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI periode 2019-2024 sudah di depan mata.

"Menuju tanggal 20 Oktober, ada-ada saja yang menanyakan pada saya," tutur Jokowi. "Pak, siapa sih nanti menteri-menterinya, Pak? Bapak A masuk ndak? Pak, Ibu B masuk enggak, Pak, ke kabinet?"

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut lantas menegaskan bahwa jawaban yang ia berikan akan selalu sama. Yaitu meminta agar seluruh pihak sabar menunggu.

"Yang pertama ya kita sabar," ujar Jokowi. "Tunggu waktunya pasti kita akan umumkan."


Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa berdasarkan konstitusi, penyusunan kabinet adalah hak prerogatifnya. Jokowi mengakui bahwa siapa pun boleh mengusulkan nama, tak memiliki hak untuk ikut memutuskan.

"Dan yang sering saya sampaikan, setiap saat ada pertanyaan, ada pertanyaan itu (susunan kabinet) saya sampaikan konstitusi kita menyatakan bahwa itu hak prerogatif presiden. Jadi jangan ada yang ikut campur," tegas mantan Wali Kota Solo tersebut. "Usul boleh, bisik-bisik juga boleh. Tapi seperti tadi, ini kewenangan Presiden, hak prerogatif Presiden."

Di sisi lain, salah satu isu menarik soal susunan Kabinet Kerja Jilid II adalah Menteri muda. Jokowi diketahui bersikeras untuk memasukkan sejumlah sosok muda dalam kabinet pemerintahannya.

Rupanya, alasan Jokowi berkaitan dengan era yang sudah semakin maju. Menurut Jokowi, dunia ekonomi saat ini sudah berbeda dan terdisrupsi oleh digitalisasi. Oleh karena itu diperlukan orang-orang yang memiliki keterampilan di bidang digital untuk bisa mengimbangi perkembangan yang ada.

"Keterampilan yang dibutuhkan sekarang berbeda. Ada teknisi coding, programming, teknisi data, atau pun analisis data. Olahraga pun sekarang mungkin sudah masuk ke e-sport, jadi ini harus kita siapkan. Karena itu, Menteri harus paham dunia digital," ujar Jokowi di Istana Bogor, Kamis (22/8). "Anak-anak muda ini sudah native digital, ini yang kita perlukan. Yang senior tetap kita perlukan. Tapi yang bisa menjawab di era disrupsi ini, dan yang bisa merespons yang anak-anak muda ini."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru