Masih Banyak Proyek di Pesisir Jawa Berpotensi Sebabkan Bencana, Komitmen Jokowi Dipertanyakan
Nasional

Sejumlah proyek pertambangan yang ada di daerah pesisir selatan Pulau Jawa memperparah potensi bencana alam yang mungkin terjadi. Mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga tsunami.

WowKeren - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyoroti sejumlah proyek pembangunan infrastruktur pemerintah yang ada di wilayah pesisir Jawa. Direktur Walhi Jatim, Rere Christianto, mengatakan ada sekitar tujuh ancaman bencana yang bisa ditimbulkan dari adanya aktivitas tersebut.

Rere mengatakan ancaman bencana berupa mulai dari gempa, tsunami, banjir, hingga tanah longsor. Hal itu diperparah dengan adanya aktivitas tambang yang dalam perjalanannya harus membongkar kawasan perbukitan dan pesisir.

"Kami mencatat ada tujuh jenis ancaman bencana di pesisir selatan Jawa Timur, seperti gempa, tsunami, banjir, dan tanah longsor," tutur Rere di Jakarta Selatan, Selasa (17/9). "Keberadaan konsesi tambang yang membongkar kawasan hutan perbukitan dan pesisir menggandakan angka kerawanan bencana di wilayah ini."

Semakin banyaknya proyek tambang yang harus menggusur kawasan hutan lindung membuat sedikitnya 10 desa terancam terkena bencana. Ia kemudian mencontohkan taman pasir besi yang ada di Lumajang. Tak hanya itu, ia juga menyoroti tambang tembaga serta logam lainnya dan proyek-proyek yang menggusur kawasan produktif.


"Catatan Walhi di Jawa Timur, taman pasir besi di Lumajang mengancam (bencana) di 10 desa dengan jumlah 59.902 jiwa," tutur Rere. "Selain tambang besi, ada tambang emas, tambang tembaga, kemudian proyek jalan lintas pantai selatan yang menggusur kawasan hutan lindung, dan juga kawasan produktif masyarakat."

Sementara itu, Direktur Walhi Yogyakarta Halik Sandera menyinggung kembali pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi beberapa waktu lalu. Fakta yang ada di lapangan saat ini belum menunjukkan terealisasinya pernyataan Jokowi.

"Bagi kami sampai saat ini, bahwa statement Pak Jokowi dalam rapat yang menyatakan tidak boleh ada pembangunan kawasan bencana," kata Halik. "Tapi faktanya statement itu nggak dihentikan dalam kasus ini."

Ia kemudian mencontohkan pembangunan Bandara Kulon Progo. "Misalnya di Yogya, ada pembangunan Bandara di Kulon Progo, kenapa? Karena titik lokasi bandara persis berada di pesisir selatan, artinya kerawanannya dalam kawasan peta bencananya sangat tinggi," jelas Halik.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait