Habib Rizieq Serukan Demo Berjilid Untuk Penista Agama, Stafsus Jokowi Buka Suara
Nasional

Dalam sambutannya yang disampaikan lewat telekonferensi di Reuni PA 212 kemarin (2/12), Habib Rizieq mengajak umatnya untuk menggelar aksi berjilid-jilid apabila penista agama tak diproses secara hukum.

WowKeren - Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab kembali menjadi sorotan publik. Sebab Rizieq diketahui kembali melontarkan pernyataan kontroversial lewat telekonferensi di Reuni Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 kemarin (2/12).

"Jika terjadi penodaan agama, maka proses hukum yang dikedepankan. Jika aparat tidak melakukan penindakan maka gelar aksi Bela Islam yang berjilid-jilid seperti yang pernah kita lakukan," ujar Rizieq. "Gelar terus, tekan terus sampai si penoda agama diseret ke meja hijau."

Seruan itu jelas memancing banyak pihak bersuara, termasuk Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Dini Shanti Purwono. Stafsus bidang hukum itu dengan tegas menolak seruan Rizieq dan menyebutnya sebagai hal yang membuang waktu serta uang.

"Demo berjilid-jilid hanya akan menghabiskan waktu, uang, tenaga. Menghambat kegiatan usaha, menurunkan produktivitas, membuat iklim investasi tak kondusif," ujar Dini, Senin (2/12). "Yang pada akhirnya akan menghasilkan pengangguran. Akhirnya rakyat lagi yang susah."


Ia menilai, seruan Rizieq itu kurang tepat. Bila memang proses hukum tak direspons, maka harus diselesaikan lewat jalur hukum lain alih-alih gelaran aksi massa. Apalagi karena Indonesia merupakan negara hukum.

"Salah satu ciri-ciri negara maju adalah berjalannya proses hukum. Kita ingin Indonesia menjadi negara yang maju, masyarakatnya cerdas, beradab," jelas Dini, dilansir oleh Detik News. "Hanya dengan cara itulah kita bisa menjadi bangsa yang produktif, yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan kepada seluruh rakyat."

Politikus Partai Solidaritas Indonesia itu pun meminta masyarakat untuk lebih jernih dan positif dalam menyikapi berbagai permasalahan. Masyarakat juga diimbau untuk menggunakan segala sumber daya yang ada untuk membangun bangsa.

"Jadi kita ingin mengajak masyarakat untuk menyadari hal ini dan bersama-sama bergerak untuk kemajuan Indonesia. Berpikir positif, memiliki optimisme," tutur Dini. "Bukan sibuk dengan demo dan cara kegaduhan lainnya yang berlebihan, yang pada akhirnya hanya akan merugikan dan menghambat kesejahteraan rakyat Indonesia."

"Indonesia banyak memiliki potensi yang masih harus dikerjakan," pungkasnya. "Lebih baik kita gunakan waktu, uang dan tenaga yang kita punya untuk mengerjakan potensi-potensi yang ada, untuk membangun Indonesia."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait