Penurunan harga jual 4 jenis BBM tipe bensin dan solar menjadi 'hadiah' pertama dari Ahok usai menjabat sebagai Komut Pertamina. Tak pelak berbagai pujian pun ia dapatkan atas kebijakan tersebut.
- Elvariza Opita
- Senin, 06 Januari 2020 - 12:49 WIB
WowKeren - Kiprah Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok memang terus diantisipasi masyarakat. Tentu hal ini tak lepas dari keterpilihannya pada akhir tahun lalu yang menjadi kontroversi tersendiri.
Seolah ingin membungkam pihak-pihak yang kontra atas keterpilihannya, Ahok pun bekerja ekstra. Kerja kerasnya pun terbayar ketika Keputusan Menteri ESDM 187K/10/MEM/2019 dikeluarkan, yang menyatakan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dan solar.
Informasi ini pun dibenarkan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman. Berdasarkan Kepmen tersebut, maka mulai Minggu (5/1) pukul 00.00 waktu setempat, penurunan harga BBM sudah berlaku di seluruh Indonesia.
"Penyesuaian harga BBM Umum merupakan aksi korporasi yang mengacu pada ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Fajriyah, dilansir dari CNBC Indonesia, Senin (6/1). "Kami telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan memastikan pelayanan kepada masyarakat terus berjalan dengan baik, terutama pelanggan setia produk-produk unggulan Pertamina."
Lewat skema baru ini, ada 4 jenis BBM yang mengalami penurunan harga. Yakni Pertamax dari Rp9.850 ke Rp9.200 per liter, Pertamax Turbo dari Rp11.200 ke Rp9.900 per liter, Pertamina Dex dari Rp11.700 menjadi Rp10.200 per liter, dan Dexlite dari Rp10.200 menjadi Rp9.500 per liter.
Pujian setinggi langit pun langsung diarahkan kepada Ahok. Menanggapinya, Ahok justru memberikan jawaban kalem, bahkan cenderung mengakui adanya kelalaian dalam kebijakan baru tersebut. Sebab, menurutnya, kebijakan penurunan harga ini terlambat bila dibandingkan dengan swasta.
"Terimakasih atas perhatian dan dukungannya, Pak. Itu kerja tim saja dan sudah telat," ujar Ahok.
Di sisi lain, penurunan harga ini tetap dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di masing-masing daerah.
(wk/elva)
