Sindir Sepak Terjang Ahok di Pertamina, DPR: Mungkin Ada Komisaris Rasa Dirut
Nasional

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade, menilai bahwa kewenangan bicara dalam sebuah perseroan dimilik oleh Direktur Utama, bukannya Komisaris Utama.

WowKeren - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kini telah resmi menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Penunjukkan Ahok sebagai Komut Pertamina sendiri sempat menuai pro-kontra di kalangan publik.

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade, lantas memberikan sindiran terhadap sepak terjang Ahok di Pertamina. Menurut Andre, Ahok sebagai Komut justru lebih sering tampil di hadapan publik dibandingkan dengan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

"Saya kira ada Pak Ahok tadi. Karena yang tampil biasanya Pak Ahok," tutur Andre dalam rapat dengar pendapat dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi pada Senin (3/2) hari ini. "Mungkin ada Komisaris rasa Dirut."

Lebih lanjut, Andre berharap agar Kementerian BUMN segera mencermati sepak terjang Ahok di Pertamina. Pasalnya, menurut Andre, kewenangan bicara dalam sebuah perseroan dimilik oleh Direktur Utama, bukannya Komisaris Utama.


"Saya berharap ke depan itu disampaikan Pak Wamen," ujar Andre. "Jangan terlalu maju lah, jangan sampai orang bicara ada Komisaris rasa Dirut."

Sementara itu, sebagai Komut Pertamina, Ahok beberapa kali mengikuti rapat penting. Mantan Bupati Belitung Timur tersebut bahkan pernah menyambangi Presiden Joko Widodo bersama Nicke sang Dirut. Ahok juga sudah sempat menemui Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko serta Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Ahok juga pernah buka suara soal isu mafia migas yang diduga menjadi alasan penunjukkan dirinya sebagai Komut Pertamina. Ahok membenarkan bahwa hingga kini mafia migas memang masih ada.

"Mafia iya, orang dalam dan ngajak orang luar," kata Ahok, merujuk pada sosok mafia migas yang tak lain adalah sosok internal di bidang tersebut. "Tujuannya impor dan komisi, hulu sampai hilir biayanya tinggi."

Sebagai informasi, mafia migas ini ternyata bisa mengeruk keuntungan hingga Rp1 triliun dalam sebulan hanya dari praktik kotornya. Pasalnya para mafia migas ini mematok keuntungan sebesar USD 2-3 per barel per hari, dengan nilai impor Indonesia yang mencapai 800 barel setiap harinya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru