Lagu Red Velvet 'Psycho' Terbukti Bikin Nagih, Sang Produser Beberkan Rahasianya
Twitter
Musik

Dalam sebuah wawancara dengan Korea Herald, para produser lagu tersebut mengungkapkan apa yang membuat lagu itu sangat adiktif. Menurut salah satu produser, Andrew Scott, 'Psycho' digambarkan sebagai lagu 'bop'.

WowKeren - Masih mendominasi 10 besar di semua tangga lagu Korea setelah 6 minggu, "Psycho" terbukti jadi salah satu hit terbesar Red Velvet sampai saat ini. Tidak ada keraguan bahwa penggemar Korea dan internasional masih kecanduan lagu tersebut, tetapi tak sedikit yang bertanya-tanya alasannya.

Dalam sebuah wawancara dengan Korea Herald, para produser lagu tersebut mengungkapkan apa yang membuat lagu itu sangat adiktif. Menurut salah satu produser, Andrew Scott, "Psycho" digambarkan sebagai lagu "bop" yakni istilah musik yang mereka gunakan untuk lagu adiktif seperti ini.

Lagu "bop" digunakan pada lagu yang membuat kepala kalian seakan terpental saat mendengarkannya dan hal itu karena perkusi. Drum beat dan hi-hats menetapkan ritme menarik yang mengubah lagu dari "balad santai" menjadi lagu R&B yang bisa ditarikan.

"Sinkronisasi topi-hi dalam chorus di atas melodi trap-friendly membuat pendengar tetap terlibat, seperti jika 'Fur Elise' milik Beethoven memiliki 808-an dan hitting-kicks keras," ungkap Andrew Scott.


"Psycho" lahir di salah satu naungan penulisan lagu reguler SM Entertainment, di mana produser top dimasukkan ke dalam grup dan ditugaskan menciptakan hit besar berikutnya. Scott ditempatkan dalam grup dengan Cazzi Opeia, yang juga membuat "Peek-a-Boo", "Power Up", "Sunny Side Up!" Dan "Blue Lemonade". Bersama mereka adalah penyanyi-penulis lagu bernama EJAE.

Pertama, Scott datang dengan akord piano. Ketika Cazzi Opeia mendengarnya, melodi opera yang unik langsung menghampirinya. Kemudian, mereka menarik semuanya bersama-sama dengan string canggih dan distorsi suara.

Sama seperti "Peek-a-Boo" dan banyak lagu terbaru lainnya dalam diskografi Red Velvet, "Psycho" adalah perpaduan dari konsep "Merah" yang berani dan konsep "Velvet" yang berkelas. Scott memiliki latar belakang dalam musik klasik dan pengalaman dengan R&B dan hip-hop, jadi memadukan berbagai genre bukanlah masalah baginya.

"Distorsi terhadap akord klasik itu sendiri adalah psikotik dan begitu Cazzi meletakkan beberapa ad-libs, aku mengambilnya dan menambahkan filter penundaan yang aku buat dan disebut 'Psikodelik'," tutup Andrew Scott.

(wk/putr)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru