Tembakau Berpotensi Tangkal Corona, Perusahaan AS-Inggris Ini Sigap Uji Coba Vaksin
Dunia

British American Tobacco ikut ambil bagian dalam mengembangkan vaksin penangkal virus Corona usai tembakau digadang-gadang sebagai salah satu bahan potensial.

WowKeren - Berbagai penelitian terus dikembangkan oleh peneliti, terutama untuk menemukan vaksin penangkal virus ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menarget vaksin penangkal akan siap dalam waktu 12-18 bulan ke depan.

Beragam jenis bahan dan senyawa yang digadang-gadang berpotensi sebagai vaksin penangkal SARS-CoV-2 digunakan, salah satunya tembakau. Belum lama ini perusahaan British American Tobacco (BAT) yang berbasis di London, Inggris, menyebut pihaknya tengah mengembangkan vaksin virus Corona yang diperkirakan siap diuji coba pada Juni 2020 mendatang.

BAT menyebut salah satu divisinya, Kentucky BioProcessing (KBP), sedang mengembangkan 1-3 juta dosis vaksin dari tembakau. Dilansir dari Reuters, vaksin yang tengah dikembangkan itu diambil dari ekstrak daun tembakau.

Lantas darimana senyawa yang berperan sebagai vaksin penangkal Corona ini didapat dari daun tembakau? Rupanya vaksinnya, yang saat ini sedang dalam uji pre-klinis, menggunakan bagian dari materi genetis virus, dalam hal ini RNA, yang telah diklon.


Klon dari materi genetis virus ini akan berperan sebagai antigen, senyawa yang bisa memicu produksi antibodi dari tubuh. Antigen ini kemudian diinjeksikan ke tumbuhan tembakau untuk diperbanyak. Bila sudah dalam jumlah banyak, antigen ini akan diekstrak, dimurnikan, sebelum diinjeksikan ke dalam tubuh agar memicu produksi antibodi.

"Kami percaya kami sudah membuat penemuan signifikan dengan teknologi tanaman tembakau kami," ujar David O'Reilly, Direktur Penelitian Ilmiah KBP, dalam keterangan tertulisnya, dilansir pada Kamis (2/4). "Kami siap bekerja bersama pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk memenangi peperangan terhadap COVID-19."

BAT pun mengklaim sudah bekerja sama dengan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat serta otoritas kesehatan Inggris. Harapannya kerja sama ini bisa melancarkan studi klinis atas vaksin tersebut.

Sebelumnya, pada 2014 lalu, KBP juga menjadi pembicaraan publik karena berhasil mengembangkan perawatan terhadap pasien positif Ebola. Kala itu KBP mengembangkan obat bertajuk ZMapp di bawah Mapp BioPharmaceuticals. Hanya saja obat itu belum mendapat persetujuan dari FDA hingga kini.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait