Virus Corona Lemahkan Ekonomi Global, Pakar Sebut Baru Permulaan
Dunia

Seorang profesor sejarah ekonomi, Albrecht Ritschl, menyebut skenario terburuk adalah dunia bisa kembali ke krisis yang terjadi pada awal era 1930-an.

WowKeren - Virus corona (COVID-19) yang menginfeksi hampir semua negara di dunia turut menghantam perekonomian global. Seorang profesor sejarah ekonomi, Albrecht Ritschl, menyebut jika kondisi yang ada sekarang ini baru awal permulaan.

Dalam penjelasannya, ia memaparkan jika sebuah krisis ekonomi terjadi jika permintaannya semakin turun serta banyaknya angka pengangguran secara massal. Selain itu, kondisi krisis juga ditandai dengan banyaknya utang negara-negara di dunia.

Terkait kondisi ekonomi di tengah wabah corona saat ini, Albrecht menyebut skenario terburuk adalah dunia bisa kembali ke krisis yang terjadi pada awal era 1930-an. Dimana negara yang memiliki utang lebih besar maka akan lebih lama memakan waktu untuk pulih.

"Kita berada di awal krisis. Situasi bisa berkembang seburuk krisis hebat pada awal 1930-an," kata Albrecht dilansir dari , Kamis (2/4). "Dan produk domestik bruto bahkan bisa menyusut sampai 20 persen. Prospeknya tergantung pada berapa lama kebijakan karantina berlangsung dan tingginya utang negara."


Menurutnya, belum pernah terjadi situasi seperti saat sekarang ini. Ia kemudian membandingkan kondisi saat ini dengan masa-masa perang. Namun hal itu juga tidak sepenuhnya bisa disamaratakan, meski tidak menutup kemungkinan ada negara yang mengalami penyusutan ekonomi sama parahnya seperti saat perang.

"Selama perang dunia, restoran dan toko-toko kecil ditutup di mana-mana. Alasannya, pemerintahan ingin membebaskan sumber daya untuk ekonomi perang," lanjut Albrecht. "Sekarang ini bukan situasi perang, itu perbedaan besarnya. Tapi di beberapa daerah, ekonomi bisa menyusut sama parahnya."

Sementara itu terkait apakah corona akan menyebabkan melonjaknya tingkat inflasi, ia tidak bisa memastikannya. "Kita benar-benar tidak tahu. Tetapi tentu saja, risiko ke arah itu ada," lanjutnya.

Saat ini, banyak perusahaan yang memberlakukan kerja dari rumah atau work from home akibat adanya pandemi ini. Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini bakal berlanjut meski pandemi telah usai.

"Saya dapat membayangkan bahwa sebagian besar cara kerja ini setelah krisis akan dipertahankan," jelasnya. "Semua krisis dan perang besar telah menyebabkan perubahan dalam moda produksi."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru